Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid menyampaikan latar belakang atau adanya motif sebuah organisasi mengangkat isu munculnya komunis ini untuk mengingatkan bahaya dari paham komunisme di tanah air.
- Memainkan Isu ''PKI''
- Soal PKI dan Kasus HAM, Gatot Nurmantyo: Rekonsiliasi Terjadi Alamiah
- Soal HAM Masa Lalu, Jokowi Harus Minta Maaf ke Umat Islam, ABRI dan Megawati
Menurutnya, tak masalah jika ada sebuah organisasi yang mengangkat isu kebangkitan PKI muncul saat ini.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu merupakan bagian dari penyampaian aspirasi sebuah kelompok untuk mengingatkan kembali peristiwa kelam tersebut.
“Itu masing-masing cara pandang orang dan kelompok, jadi siapapun berhak menggunakan isu ini (PKI) untuk mengingatkan peristiwa yang masa lalu kelam,” kata Jazilul dalam acara diskusi virtual ‘Obrolan Bareng Bang Ruslan’, dengan tema ‘Kebangkitan Komunisme dan Ketahanan Nasional’, Selasa (29/9), dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL.
Legislator Daerah Pemilihan Lamongan Gresik, Jawa Timur itu, tidak mau menunjuk suatu kelompok tertentu yang menggaungkan adanya kebangkita PKI.
Dia justru mendukung, dan meminta kelompok atau organisasi itu untuk menyampaikan secara detil kepada publik jika menemukan adanya PKI di Indonesia.
“Kalau sekarang ada kelompok menggunakan isu itu juga sah sekali, boleh sekali, dan memang itu ancaman, dan itu harus juga disampaikan kepada publik. Kita tidak boleh juga antipati, terhadap kelompok yang mengatakan ancaman komunis itu nyata dalam versinya,” bebernya.
Pihaknya meminta pemerintah maupun masyarakat untuk menghargai adanya suatu kelompok tersebut. Namun demikian, juga harus menghargai jika ada yang tidak sepakat dengan kelompok itu.
“Tapi kita juga harus menghargai, bahwa ada pikiran juga yang mengatakan bahwa bahaya laten komunis itu tidak sampai tingkat yang tidak terlalu kritis begitu,” katanya.
Terpenting, kata Jazilul, pemerintah mau bekerja secara maksimal untuk memberikan kesejahteraan kepada rakyat sesuai dengan tujuan pembangunan, kesejahteraan sekaligus keadilan.
“Tetapi kalau dipandang oleh masyarakatmya bahwa ada masih ketimpangan dan itu memperkuat adanya aliran tertentu pada politik ketimpangan juga ada. Ya harus diawasi,” tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jazilul Fawaid Sebut Pemilih Paslon AMIN di Jember Diatas 50 Persen
- Memainkan Isu ''PKI''
- PAN dan Golkar Gabung Koalisi Pendukung Prabowo