BENAR kata orang, masa-masa sekolah adalah masa-masa terindah. Dan yang namanya perpisahan selalu mengharubirukan.
Ada banyak hal tak bisa kulupakan selama 6 tahun belajar di SDN Balongsari I/500. Guru-gurunya. Pak guru. Bu guru. Pak bon. Bu kantin. Penjual makanan. Penjual minuman.
Dan, yang paling menyenangkan dari semua itu adalah sahabat-sahabatku.
Dua tahun pertama aku merasa kesepian. Mungkin aku memang kurang cepat beradaptasi. Kurang cepat bergaul. Menginjak tahun ketiga, mulailah aku mendapat teman. Bukan seorang. Melainkan banyak. Ramai pula.
Sekolah pun jadi menyenangkan. Seperti pasar. Hingar bingar saat di luar pelajaran.
Tiada hentinya aku mengucap doa agar kesenangan ini, kebahagiaan ini, tidak berakhir. Bahkan kalau bisa bertahan selamanya.
Sayangnya tidak, semua tetap ada ujungnya. Itu tadi, 6 tahun batas waktunya. Seperti usia manusia. Jika sudah waktunya, tidak bisa dimajukan ataupun diundur.
Semua harus berakhir di sini. Selamat jalan. Sampai jumpa. Goodbye. Bye-bye. Sayonara. Terserah bagaimana disebutnya.
Ah, andai saja sistem sekolah dasar bisa diubah jadi 12 tahun, alangkah indahnya sekolahku. Mungkin kebahagiaan itu bertahan dua kali lebih lama, meski tidak ada sesuatu yang abadi.
Sekarang, dengan berakhirnya sekolah, berakhir pula cerita-cerita manis kami. Cerita yang penuh canda tawa. Cerita yang penuh semangat berapi-api, cerita menggebu-gebu, hingga cerita pilu masing-masing dari kami.
Semua itu tergerus oleh waktu dan keadaan.
Yah, sudah saatnya kita melangkah. Bisa berbarengan. Bisa sendiri-sendiri.
Semua menempuh jalannya sendiri.
Tidak semua jalan kita sama. Tidak semua kehidupan kita sama. Takdir dan kodrat setiap manusia berbeda. Tetapi ada satu hal mendasar yang sama di antara kita, yakni harapan dan cita-cita.
Harapan dan cita-cita itulah yang nantinya membawa kita menatap masa depan dengan langkah pasti.
Yakinlah teman-temanku, bahwa di setiap langkah kita, pasti ada jejak-jejak yang tak bisa terhapus. Jejak langkah itu tidak pernah lekang di makan jaman. Bukan jejak perpisahan melainkan jejak menggapai cita-cita menuju puncak tertinggi sebagaimana pondasi ilmu yang telah ditancapkan oleh para guru tercinta.
Perpisahan ini merupakan langkah awal dari perjuangan kami.
Yang jelas semua harus diawali dengan hati yang bersih, kemauan baik, dan kemampuan melaksanakannya.
Sebab, orang kelak akan bertanya pada kami, apa yang telah kau berikan pada kehidupan ini, pada bangsa dan negara ini?
Jujur, saat ini kami belum bisa menjawabnya. Tapi mungkin kelak kami akan menjawabnya jika kami telah kembali. Jika kami telah jaya dan besar. Jika kami telah membawa ilmu dan menggunakannya untuk kepentingan banyak orang.
Tak mungkin kami dapat mencintai negeri, kalau tidak mengenal orang-orangnya berikut sejarah di dalamnya. Apalagi kalau tak pernah berbuat sesuatu kebajikan untuknya.
Cuma saat ini yang bisa kami pikirkan adalah perpisahan ini. Betapa menyedihkan dan menyakitkan.
Kami sedih, tentu. Tak bisa dipungkiri. Siapa yang tak bersedih berpisah dengan teman-teman tercinta. Tetapi perlu diingat, ini bukan akhir segalanya. Banyak hal-hal di luar sana yang bisa kita raih. Banyak ilmu yang mesti kita tuntut, banyak pengalaman yang bisa kita jadikan pelajaran hidup. Dan, pengalaman itulah yang menjadi sepenggal kisah menarik saat kita bertemu lagi kelak.
Teruntuk guru-guru kami tercinta, terima kasih atas semua kebaikan yang telah kalian berikan. Jasa-jasa kalian tidak akan kami lupakan.
Mengutip Ki Hajar Dewantara: Dunia pendidikan tak lepas dari para pengajar alias guru, para pejuang tulus tanpa tanda jasa yang mencerdaskan kehidupan bangsa.
Menghitung betapa besarnya jasa-jasa kalian, rasanya tidak mungkin kami dapat membalas semua pengorbanan itu. Tetapi kami berjanji, Insya Allah - jika Tuhan mengabulkan, kami akan kembali dengan membawa harapan baru yang lebih baik bagi semua orang.
Semoga kami senantiasa mendapat ridhoNya. Teriring doa kami panjatkan kepada semuanya. Aamiin.
* Penulis adalah Siswi SDN Balongsari I/500, Surabaya
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Wajah Ganjar di Banjir Semarang
- Jurus Teladan
- Indonesia dan Negara-negara ASEAN Ingin Tetap Netral dalam Persaingan AS-China