Jelang Akhir Jabatan- Reses DPRD Surabaya Tak Efektif

Anggota Komisi C bidang Pembangunan DPRD Surabaya Vincensius Awey menganggap pelaksanaan reses menjelang masa akhir jabatan kalangan dewan dinilai kurang efektif.


Namun, untuk mengawal realisasi berbagain program yang diinginkan masyarakat tak mudah, jika anggota dewan yang bersangkutan tak lagi menjabat.

Dewan hanya menerima keluhan. Untuk mengawal tak semudah seperti ketika lagi menjabat." jelasnya dikutip Kantor Berita , Sabtu (27/4).

Namun sebaliknya, menurut politisi Partai Nasdem ini apabila semua aspirasi masyarakat yang disampaikan para warga selama reses yang dilaksanakan pasca pemilu ditindaklanjuti oleh Pemkot Surabaya tak masalah.

Kalau gak bisa kawal dititipkan pada anggota (dewan) baru dari partai yang sama," katanya.

Awey mengharapkan, Pemkot Surabaya merealisasikan usulan masyarakat tanpa melihat anggota dewan yang bersangkutan masih menjabat atau tidak. Artinya, pemerintah kota memperhatikan suara rakyat bukan dewan.

Tak perlu terpengaruh kapasitas dewan menjabat atau tidak. Ada atau tidak anggota dewan yang mengawal, lihatlah suara rakyat," jelasnya.

Reses anggota DPRD Surabaya berlangsung, Senin (22/4) hingga Jumat (26/4). Pelaksanaan reses mundur, setelah ada pembatalan melalui rapat paripurna terhadap keputusan sebelumnya yang dilaksanakan seminggu sebelum Pemilu 2019.

Dari reses yang dilakukan Vinsensius Awey mengungkapkan, keluhan yang datang dari masyarakat berkaitan dengan masalah infrastruktur, seperti kondisi jalan, Penerangan Jalan Umum (PJU), serta revisi Perda PBB.

Ia mengatakan, saat reses di kawasan Made banyak warga yag menanyakan revisi perda karena tempat tinggal mereka satu zona dengan kawasan Citraland. Dampaknya, besaran PBB naik, padahal fasilitas warga Made tak sama dengan Citraland.

Memang harga tanah di sana ikut naik, tapi kan lahan yang mereka tempati tak untuk dijual," pungkasnya.[aji

ikuti terus update berita rmoljatim di google news