Standar protokol kesehatan (prokes) di destinasi wisata Banyuwangi menjelang musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) akan terus dievaluasi.
- Mengenal Kampung Ndresmo, Siapa Asayyid Ali Asghor?
- Geliat Pariwisata di Sabang Mulai Berkembang
- Promosikan Produk Ekonomi Kreatif, Dekranasda Lounching Tenun Pesawaran Sulam Jelujur
Hal itu, untuk mengantisipasi objek wisata dibanjiri pengunjung atau wisatawan.
Sejauh ini, penerapan prokes di destinasi wisata dievaluasi setiap pekannya. Langkah tersebut diambil untuk memastikan pengelola wisata tidak kendor.
"Jelang akhir tahun, kita evaluasi terus prokes ini. Jika ada yang tidak standar, akan dievaluasi lagi," ujar Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, M Yanuar Bramuda, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (9/12).
Sejak masuk PPKM level 1, aktivitas pada destinasi wisata di Kabupaten Banyuwangi tetap dilaksanakan dengan standar prokes. Yakni, maksimal 50 persen pengunjung dari total kapasitas.
"Kami sifatnya menunggu instruksi dari pusat, apakah destinasi akan dibuka total atau dibuka dengan pembatasan. Kalau kebijakan level PPKM tetap kami sesuaikan," katanya.
Khusus pembatalan PPKM level 3, Disbudpar Banyuwangi akan kembali melakukan supervise ke seluruh destinasi wisata. Sebab, pembatalan level 3 dikhawatirkan berdampak pada lonjakan kunjungan wisatawan.
Dengan dibukanya destinasi wisata diikuti oleh ramainya pengunjun, rata-rata wisatawan ke Banyuwangi tembus 20 ribu orang per minggu. Jumlah itu, lanjutnya, terbilang bagus semenjak Pandemi Covid-19 melanda.
"Yang harus diantisipasi, jangan sampai terjadi ledakan pengunjung. Tentunya akan rawan penularan covid," sebut Bramuda.
Mengantisipasi terjadinya lonjakan, pengunjung wisata dibatasi tidak sampai 100 persen. Pengaturannya melalui tiket masuk secara elektronik, sehingga dapat mengetahui jumlah wisatawan.
"Kalau tiketnya sudah di atas 100 persen, otomatis akan mati, tidak bisa dicetak tiketnya,"papar Bramuda.
Per hari ini, di Kabupaten Banyuwangi belum ditemukan kasus klaster covid pada destinasi wisata. Meski begitu, pengelola wisata tetap dikawal dalam menerapkan disiplin prokes.
Seorang pengunjung pantai Grand Watu Dodol Banyuwangi, Heru (38) mendukung upaya pengelola wisata agar setiap wisatawan disiplin prokes. Termasuk, saat masuk untuk beli tiket, seluruh penumpang yang satu mobil diminta menunjukkan sertifikat vaksin di aplikasi Peduli-Lindungi.
"Kalau himbauan untuk memakai masker selama di sini saya mendukung pengelola, kan itu demi kebaikan bersama," kata bapak asal Kecamatan Srono tersebut.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Dihelat Secara Hybrid, Hendi Berharap Gelaran SNC 2021 Jadi Pemantik Kebangkitan Ekonomi dan Pariwisata
- Pemkab Kebumen Luncurkan Paket Wisata ‘Heritage on Wheels Kebumen’
- Ribuan Wisatawan Padati THP Kenjeran Surabaya selama Libur Lebaran