Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengingatkan kepada Bonek Persebaya Surabaya dan Aremania Arema FC agar menjaga suasana dinamis kondusif guyup rukun dalam partai final Piala Presiden 2019. Menurutnya, tidak ada alasan kedua kubu suporter untuk terus bertikai dan saling menyimpan dendam.
- Pemkot Probolinggo Akhirnya Penuhi Putusan Komisi Informasi Jatim
- Ramadan Berkah, Bupati Lamongan Serahkan Bantuan Mobil Operasional untuk PCNU
- Pemkot Kediri Dorong Karya Disabilitas Masuk Marketplace
Khofifah mengatakan perseteruan yang terjadi selama ini membuat atmosfer persepakbolaan di Jawa Timur kadang menjadi kurang kondusif. Padahal sejatinya sepakbola adalah hiburan dan sangat menjunjung tinggi sportifitas.
Jawa Timur, lanjut Khofifah, memiliki banyak tim sepakbola tangguh. Selain Persebaya dan Arema, juga ada diantaranya Deltras Sidoarjo, Persik Kediri, Persela Lamongan, dan Madura United.
Khofifah ingin sepakbola Jawa Timur lebih banyak diwarnai prestasi ketimbang isu-isu kurang produktif seperti bentrok antar suporter, perusakan fasilitas olahraga, dan lain sebagainya.
Seperti diketahui, Piala Presiden 2019 memasuki etape terakhir. Dua tim terbaik, Arema FC dan Persebaya, telah dipastikan bakal berhadapan di partai final Piala Presiden 2019.
Sebelumnya, Arema FC menang telak atas Kalteng Putra dengan skor 6-0 di babak semifinal. Sedangkan Persebaya berhasil mengalahkan sesama tim Jawa Timur, Madura United, dengan skor 4-2 di fase yang sama.
"Tidak ada untungnya bagi keduanya jika terus bertikai. Jangan sampai jatuh korban seperti yang terjadi antara The Jak Persija dan Viking Persib. Saya yakin kita bisa kasih contoh yang baik," ujarnya.
Khofifah mengungkapkan, dalam gelaran Piala Presiden 2019, Jawa Timur mendominasi dengan mengirimkan empat wakilnya yakni masing-masing Persebaya Surabaya, Persela Lamongan, Arema FC Malang, dan Madura United.
"Ini kali pertama Final Piala Presiden 2019 mempertemukan dua tim dalam satu provinsi. Bisa dibilang ini adalah Derby Jawa Timur, makanya saya ingin semua pihak dapat menahan diri," tuturnya.
Khofifah menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polda Jatim terkait pengamanan selama pertandingan. Ia pun telah meminta kepada aparat kepolisian untuk tidak mentolerir segala bentuk anarkisme selama pertandingan. Khofifah menyatakan kesiapan dirinya menjadi penengah untuk mendamaikan Bonek dan Aremania.
"Pokoknya harus damai. Cari akar persoalannya dan buat kesepakatan bersama agar perseteruan diantara keduanya tidak terus berlarut. Jawa Timur yang merugi," imbuhnya.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Lihat Bangunan Masjid Tak Sesuai IPT, Wali Kota Eri Marah: Kalau enggak (dibongkar)
- Satpol PP Pemkab Jember Terus Patroli Tempat Hiburan Selama Bulan Ramadhan
- Terdampak Banjir Grobogan, Kedatangan 2 Kereta Api di Daop 9 Jember Terlambat