. Aksi kekerasan terhadap mahasiswa asal Papua di Kota Surabaya disesalkan sejumlah kalangan, termasuk Jaringan Islam Antidiskriminasi (JIAD) Jawa Timur.
- Lantik Komisioner Baru Baznas Bondowoso, Bupati Rencanakan Bentuk Perbup Pembayaran Zakat
- Ramaikan Hari Jadi Kabupaten Kediri, Bupati Kediri Gelar Festival 1000 Barong
- Petani Mataraman Desak Bupati Blitar Segera Lakukan Reforma Agraria dan Berantas Mafia Tanah
Menurut koordinator JIAD Jatim Aan Anshori, tindakan ini terasa sarat dengan cara pandang miring (negative stereotyping) terhadap orang Papua sebagai kelompok yang anti NKRI dan pembuat onar.
"Pandangan ini perlu dikoreksi karena mencederai semangat keadilan dan keragaman yang menjadi basis NKRI," ujar Aan Anshori dalam keterangan persnya, Senin (19/8).
Karenanya, sambung Aan, JIAD menilai ada kekuatan besar terselubung yang ingin menjadikan dua kota tersebut tidak nyaman bagi orang Papua.
"Surabaya dan Malang seperti ingin dijadikan pilot project untuk mengentalkan sentimen Papuafobia dengan mengatasnamakan NKRI, stabilitas maupun agama," demikian Aan. [mkd]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Operasi Yustisi, Petugas Temukan Ratusan Pelanggar Prokes
- Peringati Hari Pahlawan, Gubernur Khofifah Gratiskan Bus Trans Jatim Sehari Penuh 10 November
- Kades Penambangan Bondowoso Mundur, Ratusan Masyarakat Tampak Terharu