Ketika tokoh sekelas mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) mempertanyakan cara merespons keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk dikritik tanpa harus berurusan dengan aparat keamanan, menunjukkan kalau kepercayaan publik terhadap pemerintah makin luntur.
- Din Syamsuddin: Sesuai Pesan Al Quran, Jangan Taati Pemimpin Pembohong
- KPU Revisi Jadwal Debat Capres-Cawapres 2024, Berikut Tanggalnya
- PDIP Tolak Politik Identitas Karena Dinilai Bahayakan Eksistensi NKRI
Artinya JK pun tak percaya pada itikad baik Jokowi. Sambutan pada acara Ombudsman hanya basa basi, menyesuaikan diri dengan fungsi Ombudsman," kata pemerhati politik, M Rizal Fadillah seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Senin (15/2).
Menurut Rizal, UU ITE itu serupa dengan UU Anti Subversi pada era Orde Baru (Orba). Bahkan, kini lebih terkepung lagi dengan penafsiran luas UU Anti Diskriminasi, UU Kekarantinaan Kesehatan, hingga KUHP soal penghasutan dapat diterapkan.
"Artinya kritik dapat dibiaskan dengan hate speech (ujaran kebencian), hoax, penghasutan, bahkan makar," sesalnya.
Sehingga Rizal menilai ungkapan Presiden Jokowi tidak mudah untuk diterima sebagai goodwill perubahan sikap Pemerintah tentang demokrasi di Indonesia.
Lebih jauh, Rizal berpandangan kalau demokrasi di Indonesia masih terkendala, terkendali, bahkan terpimpin. Civil society masih jauh dari harapan. Menunjukkan superioritas penguasa.
"Bukti bahwa benar kritik menjadi terbuka adalah menghapus UU ITE atau merevisi ke arah yang lebih demokratis dan menghormati HAM. Penegak hukum harus mengubah paradigma penegakan hukum. Tanpa ada perubahan, keterbukaan kritik hanya omong kosong. Rakyat kadung sudah tidak percaya," sambungnya.
"JK sangat faham tentang karakter Jokowi dan lingkaran elitenya," demikian Rizal.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Desak Munaslub, Kader Senior Dukung Luhut Panjaitan Pimpin Partai Golkar
- Luhut Binsar Pandjaitan Disebut Dalang Wacana Penundaan Pemilu 2024, Ini Respon Said Didu
- Pemulangan 700 PMI Jangan Sampai Jadi Importasi Covid-19 Dari Malaysia