Untuk menurunkan angka kasus virus Covid-19 di Jawa Timur, Presiden Jokowi meminta pada semua elemen pemerintahan untuk bersinergi.
- Pemerintah Naikkan Harga BBM, Demokrat: Bukti Tatakelola Ekonomi Amburadul
- Anwar Sadad: PMII Rumah Menghirup Spirit Keislaman Dan Keindonesiaan
- PSI Serahkan SK Pilgub Jatim untuk Khofifah-Emil, Khofifah: Alhamdulillah Partai Pengusung Terus Bertambah
Hal tersebut disampaikan Jokowi di Gedung Negara Grahadi, Surabaya saat mengecek penanganan Penanganan Covid-19 di Jatim, Kamis (25/6).
Menurutnya, penanganan Covid-19 bisa dilakukan secara massif dan terarah. Penerapan manajemen krisis harus dilakukan agar penularan Covid-19 bisa segera ditekan.
"Angka positif yang terkena Covid di Jawa Timur ini terbanyak di Indonesia tetapi juga yang menumbuhkan optimisme kita angka kesembuhan banyak juga pada posisi yang lumayan yaitu 31 persen," kata Jokowi pada Gubernur Jatim, Bupati dan Wali Kota se-Jawa Timur.
Tingginya jumlah positif corona tersebut, Jokowi memberikan deadline dua minggu pada Gubernur Jatim beserta jajarannya untuk melakukan langkah-langkah yang konkrit dan terintegrasi dalam menekan kasus Covid-19 di Jatim.
"Jadi semua unit organisasi yang kita miliki di sini baik itu di Gugus Tugas Propinsi, Kota, Kabupaten sampai ke rumah sakit, kampung, desa semuanya ikut bersama sama melakukan menajemen krisis sehingga betul betul kita mengatasinya dan menurunkan angka positif tadi,"ujarnya.
Jokowi menilai, untuk menekan angka Covid-19 di Jatim, pemerintah harus terlebih dahulu mengendalikan penularan di wilayah Surabaya Raya, yang terdiri dari Kota Surabaya, Kabupaten Gresik dan Kabupaten Sidoarjo.
Wilayah tersebut merupakan kawasan padat penduduk dan mobilitas warganya sangat tinggi. Sehingga, harus bisa dirumuskan kebijakan untuk menekan penularan pasien Covid-19, supaya tidak menyebar di wilayah lain.
"Surabaya Raya ini adalah wilayah aglomerasi yang harus dijaga, dikendalikan terlebih dahulu, ngak bisa Surabaya sendiri ngak bisa, Gresik harus dalam satu manajemen, Sidoarjo harus dalam satu manajemen dan kota kabupaten yang lain. Karena harus mobilitas itu yang keluar masuk bukan hanya dari Surabaya tapi dari daerah juga telah ikut terpengaruh terhadap naik dan turunnya angka Covid ini," tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Anies Nginap di Rumah Ustaz Abdul Somad
- Isu Penggunaan Dana Umat Jangan Sampai Ganggu Kolaborasi ACT dan Pemprov DKI
- Airlangga Minta Kader Golkar NTT Dan NTB Jadi Garda Terdepan Bantu Pemulihan Pasca Bencana