Kehadiran Presiden Joko Widodo dalam acara peringatan 9 tahun wafatnya mantan Ketua MPR RI, Taufiq Kiemas, di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu kemarin (8/6), hanya sebuah sandiwara politik.
- Jokowi Dinilai Sedang Mengatur Skenario Gibran Capres 2029
- Beda Prabowo-Jokowi, Satunya Tak Pakai Buzzer Satunya Gunakan Buzzer
- Rampungkan Carut Marut Negara Dengan "Selesaikan" Jokowi
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, saat dimintai tanggapan soal pertemuan Jokowi dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam acara tersebut.
"Janganlah Jokowi melakukan sandiwara politik," ujar Jerry melansir Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (10/6).
Menurut Jerry, Jokowi menunjukkan gelagat politik yang tak biasa hadir di acara peringatan wafatnya Taufiq Kiemas yang dikemas dengan peresmian Masjid At-Taufiq tersebut.
"Jadi ada sikap tak tulus dari Jokowi yang terlihat dari pujian yang disampaikannya ke Bu Mega yang dia anggap sama seperti ibunya," tuturnya.
Justru, menurut Jerry, apabila Jokowi masih menganggap Megawati sebagai orang penting dalam perjalanan karier politiknya, maka seharusnya dia menyingkirkan orang yang diduga menjadi perusak hubungan keduanya.
"Mega pernah memberikan warning ke Jokowi tentang puluhan jabatan yang diberikan ke Luhut Binsar Pandjaitan (LBP), sedangkan partai (PDIP) yang membesarkan dia dicuekin," tuturnya.
"Kalau dia (Jokowi) tetap setia sama PDIP, maka LBP jangan banyak diberikan jabatan, bahkan kalau perlu dicopot karena banyak bikin gaduh dan terlalu menguasai dan mengendalikan Jokowi," demikian Jerry.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- PDIP Belum Pasti Gabung Pemerintahan Prabowo, Analis Nilai Pertemuan dengan Megawati Tak Menjamin Koalisi Bertambah
- Jokowi Dinilai Sedang Mengatur Skenario Gibran Capres 2029
- Beda Prabowo-Jokowi, Satunya Tak Pakai Buzzer Satunya Gunakan Buzzer