Pada rapat terbatas kemarin, Presiden Jokowi mengeluhkan serapan anggaran penanganan corona yang masih minim. Diduga, yang menjadi penyebabnya adalah masalah teknis.
- Jokowi Dinilai Sedang Mengatur Skenario Gibran Capres 2029
- Beda Prabowo-Jokowi, Satunya Tak Pakai Buzzer Satunya Gunakan Buzzer
- Rampungkan Carut Marut Negara Dengan "Selesaikan" Jokowi
Ya, Jokowi menyebut serapan anggaran yang baru 20 persen dari total Rp 695 triliun yang disediakan untuk stimulus penanganan corona. Artinya, baru Rp 141 triliun yang teralisasi dan bagi Jokowi angka ini terlalu kecil.
Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Achsanul Qosasi menduga serapan anggaran yang minim itu dipengaruhi oleh masalah teknis birokrasi. Masalah ini bermula dari adanya perubahan dari struktur tim penanganan Covid-19.
“Perubahan dari Gugus Tugas menjadi Satuan Tugas (Komite) sesuai Perpres 82/2020 mempengaruhi teknis Birokrasi & daya serap anggaran,” terangnya dalam akun Twitter pribadi, Selasa (4/8).
Achsanul Qosasi mengurai, jika masih menggunakan Keputusan Presiden Nomor 12 dan Nomor 9/2020 sebenarnya level pelaksana di bawah sudah siap untuk menyerap anggaran. Namun perubahan yang terjadi memaksa masalah teknis birokrasi ikut berubah.
“Dengan perubahan baru tersebut harus menunggu lagi peraturan di bawahnya,” demikian Achsanul Qosasi sebagaimana diberitakan Kantor Berita Politik RMOL.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jokowi Dinilai Sedang Mengatur Skenario Gibran Capres 2029
- Beda Prabowo-Jokowi, Satunya Tak Pakai Buzzer Satunya Gunakan Buzzer
- Rampungkan Carut Marut Negara Dengan "Selesaikan" Jokowi