Juni- Perhiasan dan Tarif Angkutan Picu Inflasi Jatim

Pada bulan Jumi atau saat lebaran, perhiasan emas dan tarif angkutan picu inflasi di Jawa Timur (Jatim). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim inflasi pada lebaran Idul Fitri atau pada Juni 2019 sebesar 0,13 persen.


Sementara itu, pemicu lainnya  dari angkutan antar kota seperti bus dan kereta api yang menyumbang inflasi 0,49 persen dengan perubahan tarif yang naik 9,15 persen.

"Awal Juni orang sudah mulai  mudik Lebaran,” ucapnya.

Inflasi Juni 0,13 persen atau tahun kalender Januari-Juni 2019 sebesar 1,16 persen itu disebut masih terendah dibandingkan Juni pada 3 tahun sebelumnya. Pada Januari-Juni 2018 inflasi Jatim masih 1,61 persen, dan periode sama 2017 sebesar 2,97 persen.

Setiap Ramadan, Tim Pengendali Inflasi Daerah selalu melakukan antisipasi untuk menekan laju harga dengan berbagai cara seperti menggelar operasi pasar, menyiapkan pasokan kebutuhan pokok makanan agar pasar tidak panik. Untuk itu kelompok bahan makanan ini mampu menekan inflasi kita,” terangnya.

Sedangkan komoditas lainnya yang menjadi penyebab inflasi Jatim Juni yakni cabai merah, kendaraan rental, buah pir, kacang panjang, daging ayam kampung, kentang dan kelapa.

10 komoditas lain yang telah berperan menekan laju inflasi atau mengalami deflasi yakni bawang putih turun harga -17,73 persen, disusul daging ayam ras -6,12 persen, lalu telur ayam ras -4,86 persen, serta bawang merah, tomat sayur, angkutan udara, telur ayam kampung, snack, besi beton dan udang basah.

Dari 8 kota yang menjadi pantauan BPS, hanya 2 kota yang mengalami deflasi yakni Malang 0,17 persen dan Jember 0,15 persen. Sedangkan 6 kota lainnya mengalami inflasi dan yang tertinggi adalah Probolinggo 0,48 persen.[isa/bdp

ikuti terus update berita rmoljatim di google news