Ustad Abdul Somad (UAS) menyebut para jurnalis tidak bisa netral dalam membuat berita. Menurut UAS keberpihakan jurnalis yakni berada di jalan kebenaran.
- Bahlil dan Sri Mulyani Bisa Runtuhkan Kepercayaan Rakyat Pada Prabowo
- JMSI Malang Raya Perkuat Sinergi Tingkatkan Kesejahteraan Warga Malang
- Menteri HAM Natalius Pigai: Lewat Kritik, Media Dapat Mengisi Ruang Kosong Pemerintahan
“Jurnalis tidak boleh netral. Jurnalis harus berpihak. Namun kapan waktunya orang berpihak, dan bagaimana standard keberpihakannya,” kata UAS saat menjadi narasumber Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Serie Webinar dalam tema “Bersatu Melawan Covid-19” dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (8/2).
Dikatakan UAS, Allah telah memberi dua jalan. Di antara Allah beri jalan pada manusia untuk bertaqwa dan jalan keburukan.
“Beruntung bagi jurnalis yang memilih jalan kebaikan,” ujarnya.
Tapi pertanyaannya, menurut siapa standard keberpihakan baik dan buruk itu? UAS menjawab bahwa manusia diberikan Allah akal dan hati untuk berserah. Yang berserah itu disebut Muslim.
“Maka, keberpihakan manusia (Muslim) sesuai Alquran dan Sunnah Allah. Jurnalis harus berpihak pada kebenaran, bukan karena personal, bukan aliran darah, aliran dana, dan bukan lainnya, itu jawaban saya menurut perspektif Islam,” demikian UAS.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bahlil dan Sri Mulyani Bisa Runtuhkan Kepercayaan Rakyat Pada Prabowo
- JMSI Malang Raya Perkuat Sinergi Tingkatkan Kesejahteraan Warga Malang
- Menteri HAM Natalius Pigai: Lewat Kritik, Media Dapat Mengisi Ruang Kosong Pemerintahan