Kakao atau Theobroma Cacao merupakan salah satu komoditas hasil perkebunan Indonesia yang dapat diolah menjadi produk cokelat. Indonesia masuk dalam urutan nomor tiga sebagai negara penghasil cokelat terbesar di dunia.
- Tutup Tahun 2024, BJTM Sukses Jadi BPD Terbesar dalam KUB
- RUPST bank bjb Sepakat Tebar Dividen 65,50 Persen dari Laba Bersih 2024
- Menko Airlangga Dorong Stabilisasi Harga Menuju Ketahanan Pangan Nasional
Saat ini Jawa Timur berada pada posisi 10 besar produsen kakao di tingkat nasional. Kakao merupakan salah satu dari empat produk unggulan perkebunan Jawa Timur selain tebu, tembakau dan kopi.
Harga komoditas kakao atau coklat melonjak signifikan sepanjang tahun 2024. Terhitung sejak awal tahun 2024 hingga Maret komoditas kakao mencetak rekor kenaikan sebesar 113 persen di level US$8.939 per ton. Namun Oktober 2024 ditetapkan sebesar US$ 7.581 per ton.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur Ir. Dydik Rudy Prasetya, MMA mengatakan produksi kakao Jawa Timur pada tahun 2023 mengalami peningkatan dibandingkan dengan produksi tahun 2022. Pada tahun 2022 produksi kakao Jawa Timur sebesar 33.359 ton dan pada tahun 2023 meningkat menjadi 33.512 ton.
“Untuk tahun 2024 ini, sampai dengan Triwulan ke-3, produksi kakao di Jawa Timur yaitu sebesar 32.097 ton. Artinya ini masih berpotensi meningkat untuk produksinya,” jelasnya, Jumat (08/11).
Rudy mengatakan berdasarkan status pengusahaannya, pada tahun 2023 sekitar 58,12 persen atau sebanyak 19.494 ton biji kakao berasal dari Perkebunan Rakyat. Kemudian sekitar 32,24 persen atau sebanyak 10.804 ton berasal dari Perkebunan Besar Negara. “Dan sisanya yakni sekitar 9,59 persen atau sebanyak 3.214 ton berasal dari Perkebunan Besar Swasta,” katanya.
Menurut Rudy, Jawa Timur masih mempunyai potensi lahan untuk pengembangan kakao yang masih besar. Luas lahan potensi pengembangan kakao di Jawa Timur yaitu sebesar 63.056,10 hektare.
Diketahui Blitar menjadi daerah penghasil kakao tertinggi dengan luas lahan 4,519 hektare dengan p;roduksi 3,087 ton. Kemudian Madiun luas lahan 5,679 hektare dengan hasil produksi 2,930 ton. Dan Trenggalek luas lahan 3,936 hektare dengan produksi 2,801 ton.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jalin Kesepakatan dengan Kemenhub, Pelindo Optimis Tingkatkan Pelayanan Logistik Labuan Bajo
- Lepas Ekspor Sarden 2,2 Juta US Dollar ke Jerman, Menperin: Bukti Kualitas Tinggi Produk Banyuwangi
- UMKM Binaan bank bjb Rambah Pasar Australia, Kanada, dan Eropa