RMOLBanten. Dua bocah tewas akibat ikut antre sembako di Monas pada
acara 'Untukmu Indonesia' pada Sabtu (28/4) lalu. Penyelenggara acara
melempar tanggung jawab ke Pemprov DKI Jakarta. Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) menyamÂbangi keluarga korban, di Jalan Budi Mulya
Pademangan Barat, Pademangan, Jakarta Utara.
- OTT Bupati Meranti Muhammad Adil, KPK Amankan Uang Rp 1,7 Miliar
- Bekas Mentan SYL hingga Cucunya Diminta Kooperatif saat Dipanggil KPK
- Tak Ditahan, Firli Bahuri Keluar dari Bareskrim Polri Usai 9 Jam Diperiksa
Salah satu tolok ukurnya adaÂlah jumlah
fasilitas kesehatan dan keamanan tidak seimbang dengan jumlah massa yang
datang. Sehingga terjadi insiden dalam antrean panitia tak sanggup
berbuat banyak. KPAI akan turut mengadvokasi korÂban sembako monas ini.
Apa saja langkah konkret yang akan dilakukan KPAI untuk mengadÂvokasi
korban tersebut? Berikut penjelasan dari Ketua KPAI, Susanto.
Langkah konkret apa yang telah dilakukan KPAI untuk mengusut peristiwa ini?
Saat
ini kasus dua bocah menÂinggal di Monas memang menÂjadi bagian dari
materi yang tengah kami dalami.Kami telah mendapatkan info dari pihak
kuasa hukum penyelenggara terkait kasus ini.
Tidak menutup kemungkiÂnan kami juga akan mengunÂdang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk dimintai keteranÂgan. Sementara beberapa hari yang lalu KPAI sudah mengÂutus komisioner kami untuk silaturahmi dengan keluarga korban. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan info yang berimÂbang terkait dengan kasus yang telah diadukan dan kejadian di Monas.
Memangnya Pemprov DKI ikut terlibat dan mesti berÂtanggung jawab dalam perisÂtiwa ini?
Kami
belum memberikan pernyataan terkait itu. Jadi moÂhon bersabar nanti
kami akan mengundang Pemrpov DKI untuk mendapatkan kebenaran dari
peristiwa ini.
Kapan rencananya bertemu Pemprov DKI?
Secepat
mungkin. Pekan deÂpan kami akan mengundang Pemprov DKI. Pemprov secara
utuh karena kan ada gubernur, wakil gubernur, dinas pariwisata dan
kebudayaan lalu ada unit penyelenggara teknis atau UPT Monas juga.
Apa si poin penting dari pertemuan KPAI dengan keÂluarga korban, kuasa huÂkum penyelenggara, dan juga nantinya Pemprov DKI?
Banyak
hal untuk pendaÂlaman awal. Kami belum bisa memberikan info lebih
kepada masyarakat. Kami tentu harus berimbang dalam mendalami peristiwa
ini. Beruntungnya kami sudah dapat info dari keÂluarga, panitia, tapi
kami belum dapat info dari Pemprov DKI terkait perizinan kegiatannya.
Kami ingin terus mendalami lebih jauh agar tuntas dan konÂteks kasus
jelas. Artinya kami tentu tidak bisa berasumsi.
Kalau KPAI menilai dari kegiatan ini apakah ada yang salah?
Itu
kegiatan sosial, kemudian dari kegairahan sosial itu ada parade budaya.
Rencananya ada semacam sembako murah. Akan tetapi sembako murah
tampaknya tidak diizinkan, sehingga mau tidak mau kurang lebihnya
informasi dari teman-teman panitia mungkin dikonÂfimasi saja akhirnya
gratis. Jadi awalnya memang direncanakan hanya sembako murah.
Kalau yang KPAI lihat perÂistiwa ini tragedinya seperti apa?
Pertama
yang dibutuhkan adaÂlah memastikan perencanaan yang lebih matang ya.
Pasalnya prediksi yang hadir tentunya banyak sekira 100 ribu orang,
termasuk anak-anak juga banyak yang hadir. Maka dari itu memang
dibutuhkan proteksi maksimal terkait persiapan kegiatan itu.
Adakah perbedaan keterangan dari polisi dan wakil gubernur DKI Jakarta?
Kami belum bisa menyampaiÂkan hal itu.
Dari keterangan yang diÂhimpun KPAI dari semua informan apakah dijelaskan lokasi tewasnya di mana?
Nah,
kematiannya itu perlu kami dalami informasinya. Ada yang mengatakan
diluar, namun kami belum dapatkan informasi secara utuh.
Maka dari itu, sesegara mungÂkin akan kami panggil dari pihak Pemprov DKI untuk mendapÂatkan informasi yang seutuh-utuhnya.
Kalau informasi dari kuasa hukum penyelenggara tewasÂnya di mana?
Informasi yang kami dapatkan di luar.
Tapi fokus KPAI tidak lebih dari perlindungan kepada anak yang menjadi korbannya kan?
Ya,
kami fokus pada aspek perlindungan anaknya. Ini sudah berproses hukum
di kepolisian. Seluruh klarifikasi yang kami dapatkan bahwa kami sudah
mendapatkan konsep kegiatanÂnya seperti apa dan kronologÂinya seperti
apa. Lalu sampai pada ditemukannya anak yang meninggal itu. Termasuk
juga perizinan baik dari kepolisian dan UPT. Ini tentu menjadi maÂteri
berharga bagi KPAI untuk mendalami kasus ini secara komprehensif. [RM]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Gegara Cemburu, Pria di Lumajang Bunuh Istri Sirinya yang Hamil 5 Bulan
- Jaksa KPK Tolak PK Mantan Bupati Probolinggo-Suaminya di Kasus Jual Beli Jabatan Pj Kepala Desa
- Firli Bahuri: Bulan Desember Bermakna Bagi Pemberantasan Korupsi