Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya memusnahkan beberapa media pembawa organisme penganggu tumbuhan karantina (MPOPTK) di Instalasi Karantina di Jalan Banjar Sugihan Surabaya.
- Di RUPS Luar Biasa Bank Jatim, Pj Gubernur Adhy Optimistis Inisiasi KUB Perkuat Kinerja Perbankan di Kawasan Timur Indonesia
- Walikota Blitar Didesak Kaji Ulang Produk Hukum Pembangunan Hotel
- Serahkan Santunan 200 Anak Yatim, Bansos PKH Plus dan ASPD di Mojokerto, Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Perbanyak Berbagi di Bulan Ramadan
"83 jenis MPOPTK ini diimpor dari 19 negara di antaranya Belanda, Jepang, Kanada, Cekosloavia, Kroatia, Taiwan, Thailand, India, Amerika Serikat , Cina,"kata Kepala Bidang Pengawasan dan Penindakan Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, Latifatul Aini di sela-sela pemusnahan, Senin (4/3).
Dijelaskan Latifatul, pemusnahan benih sayuran yang terinfeksi bakteri OPTK A 1 Golongan 1 (Pseudomonas Syringae PV. Syringae dan P Viridi Plafa sesuai Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 31 tahun 2018 dan Undang-Undang No 16 Tahun 1982 tentang karantina hewan, ikan dan tumbuhan serta Peraturan Pemerintah 14 Tahun 2002 tentang karantina Tumbuhan.
"Imbasnya, Kalau kita tanam akan menulari tanaman lain jadi penyakit dan juga dapat menurunkan produksi pertanian," jelas Latifatul.
Selain itu juga dimusnahkan puluhan palet kayu import dari Amerika Serikat, yang tidak sesuai dengan aturan.
"Sesuai aturan dari IPPC WTO harus diberi marka ISPM 15. Sementara palet yang dikirim dari Amerika melalui pelabuhan Tanjung Perak tersebut tidak ada markanya," terang Latifatul.
Dari pantauan dilokasi, pemusnahan tersebut disaksikan Petugas dari Bea dan Cukai Tanjung Perak, polisi, tiga perusahaan importir selaku pemilik barang dan sejumlah dan jajaran birokrasi Pemkot Surabaya yang diwakili dari Kecamatan Tandes.
Sementara itu, Kepala Bidang Karantina Tumbuhan Balai Besar Kartina Pertanian Surabaya, Yusuf Patiroy menjelaskan, pemusnahan ini merupakan ketiga kalinya di tahun 2019.
"Yang pertama kita musnahkan kotoran gandum, Keuda adalah benih jagung dan yang ketiga ini campuran," terang Yusuf.
Saat ditanya berapa nilai barang yang dimusnahkan hari ini, Yusuf mengaku angkanya mencapai miliaran rupiah.
"Nilai barang yang kita musnahkan hari ini mencapai dua miliar lebih," ujar Yusuf.
Diungkapkan Yusuf, Kendala yang dihadapi institusinya adalah saat barang-barang tersebut dikirim importir melalui kantor pos.
"Kita agak kesulitan mengetahui siapa importirnya," pungkas Yusuf. [bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- BPBD Bondowoso Sesalkan Sejumlah Fasilitas Prokes Kerap Hilang Dan Rusak
- 6 Peserta Ramaikan Penjaringan Kadus di Banyuwangi, Panitia: 5 Laki-Laki 1 Perempuan
- Wali Kota Eri Pantau Makan Bergizi Gratis Perdana di SD dan SMP Surabaya