Kebocoran Facebook Bisa Manipulasi Pemilu 2019

Data pengguna Facebook yang bocor ke perusahaan pihak ketiga Cambridge Analytica mendapat perhatian publik nasional dan dunia internasional.


Kebocoran data pribadi pengguna Facebook diduga digunakan sebagai senjata untuk keperluan politik dalam membentuk opini publik tertentu di jejaring sosial.

Anggota Komisi II Dewan perwakilan Rakyat (DPR) RI, Sutriyono mengatakan Peraturan KPU (PKPU) yang saat ini dibahas bersama dewan harus bisa mengantisipasi penyalahgunaan penggunaan sosial media untuk kepentingan politik.

"Ini yang harus diantisipasi melalui peraturan KPU. Jangan sampai penyalahgunaan sosial media untuk manipulasi politik di 2019. Harus ada aturan KPU yang jelas," kata Sutriyono melalui siaran pers,  Selasa, (24/4).

Menurut Sutriyono sejauh ini, peraturan KPU yang disodorkan ke DPR belum mampu menampung persoalan yang diakibatkan oleh platform sosial media. Selama ini baru mengatur soal pengguna dan kandidat dalam menggunakan sosial media sebagai alat kampanye.

"Regulasi untuk pengelola platform sosial media di peraturan KPU belum detail dan jelas. Justru menurut kami ini yang harus diatur lebih detail. Bukan penggunanya, justru penyalahgunaan yang mengakibatkan kerugian yang masif dilakukan oleh pemilik platform sosial media," jelas Sutriyono.

Ia menambahkan, KPU fokus bagaimana membuat regulasi untuk media konvensional. Padahal, media konvensional sudah mulai ditinggalkan oleh publik dengan beralih ke pemanfaatan platform sosial media.

"Sangat membahayakan kualitas demokrasi kita jika sosial media tidak diatur dalam kontestasi Pemilu. Kita patut khawatir karena kebocaran data dan penyalahgunaan dalam ruang politik. Sebelum ada penyimpangan sebaiknya dibuat regulasi sebagai bentuk  antisipatif," jelasnya.

Untuka diketahui, jumlah pengguna Facebook yang datanya bocor  mencapai 87 juta pengguna.  Indonesia termasuk urutaan ketiga negara dengan kebocoran data platform media sosial terbesar itu.

Manajemen Facebook Indonesia, ada lebih dari 1 juta pengguna Facebook di Tanah Air telah bocor ke Cambridge Analytica. [dzk

 

ikuti terus update berita rmoljatim di google news