Indeks risiko terorisme di Indonesia diklaim menurun di tahun 2021.
- Bawaslu Mencatat Sebanyak 243 Bapaslon Melanggar Protokol Covid-19 Saat Pendaftaran
- Langsung ke Akar Rumput, Relawan Siber Optimis Ganjar-Mahfud Bisa Menang 70 Persen Suara
- Ade Armando Sebut Penolakan Israel Klenik Wangsit Bung Karno, Aktivis 98 Akan Kirimi Buku Sejarah
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Boy Rafli Amar dalam rapat kerja bersama Komisi III DPR RI, Gedung Nusantara II, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/1).
Boy menjelaskan, survei indeks risiko terorisme yang dilakukan pusat penelitian dan pengembangan bersama stakeholder terkait, dalam hal ini Kemenag, kajian terorisme UI, Nasarudin Umat Office, Daulat Bangsa, serta Afara Research Center cukup baik.
"Dalam RPJMN 2020-2024 ada target yang telah diberikan kepada BNPT oleh negara, adalah di 2021 untuk risiko pelaku itu 38,14 persen. Indeks risiko terorisme sebagai target itu 54,36 persen,” ucap Boy.
Dia menambahkan berdasarkan laporan dari hasil survei tersebut, terjadi penurunan indeks terorisme secara signifinkan. Dijabarkannya, capaian indeks risiko target terorisme mencapai 52,22 persen dari target 54,36 persen.
"Sedangkan hasil indeks dimensi pelaku turun menjadi 30,29, lebih rendah dari target RPJMN,” imbuhnya.
Pihaknya mengatakan, hal ini menjadi kabar baik sekaligus tantangan bagi BNPT agar lebih baik dalam mengurangi risiko banyaknya terorisme di Indonesia.
"Ini tantangan untuk terus membuat risiko terorisme semakin rendah bagi masyarakat Indonesia. Sehingga, diharapkan kondisi aman dan nyaman dari ancaman terorisme semakin dirasakan masyarakat kita,” tutupnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Megawati Restui Mahfud MD Mundur dari Menko Polhukam
- Konsolidasikan 2500 Kader Perempuan Pelopor, Ketua PKS Jatim Launching Gerakan Jurkam Emak-emak untuk Khofifah
- Timsel KPU dan Bawaslu Lakukan Seleksi Wawancara Secara Hybrid