Warga Lingkungan Wangkalan Kelurahan Tempur Rejo Kecamatan Pesantren Kota Kediri Jawa Timur, memaknai perayaan lebaran ketupat dengan tradisi saling tukar makanan untuk dikonsumsi bersama, disertai dengan menyalakan seribu obor. Seribu obor ini, dinyalakan di sepanjang jalan Lingkungan Wangkalan di depan rumah warga hingga radius kurang lebih 1,5 Kilo meter.
- Alokasikan Anggaran Rp 1,4 M, Jembatan Shiratal Mustaqim di Candi Sidoarjo Mulai Dibangun
- Gubernur Harus Pastikan Bupati Bayar Siltap Tepat Waktu di Program Kredit Aparatur Desa
- 12.000 Warga Surabaya Ikuti Kelas Sekolah Orang Tua Hebat Angkatan ke-2
"Maknanya untuk menerangi hati masyarakat.temanya kan seribu Oncor menerangi jiwa. " Kata Muhammad Isa selaku ketua RW RW 5 rabu (12/06/2019) Malam. Kegiatan ini melibatkan ribuan warga, yang tinggal di 8 RT dan 2 RW. Diantaranya RT 14 sampai 21 serta RW 5 dan RW 6. Ribuan Obor tersebut mulai dinyalakan selesai ibadah sholat Maghrib," katanya pada Rabu (12/06/2019) malam.
Ditambahkan Muhammad Isa, sebelumnya tradisi ini belum pernah ada dan baru tahun ini dilaksanakan. Gagasan tersebut muncul setelah diprakarsai oleh pihak perangkat Kelurahan dan Kecamatan. Sebelumnya perayaan lebaran ketupat hanya dilakukan di Mushola dengan tradisi saling tukar makanan lalu dikonsumsi secara bersama, ditempat.
"Tujuh hari setelah lebaran, kupatan biasanya dilakukan di Masjid. Lalu ada acara ini, kita jadikan satu dalam acara halal bihalal. " Terangnya. Masing masing satu keluarga, dihimbau untuk membawa makanan sendiri dari rumah," pungkasnya.
Mereka kemudian duduk saling berhadap hadapan bertukar makanan. Tradisi ini juga diisi dengan tausiyah dan pengajian. Setelah pengajian selesai mereka diperkenankan untuk mengkonsumi makanan secara bersama sama langsung ditempat. Semua warga dari kategori berbagai usia baik anak anak, remaja mau pun pria dan wanita dewas menjadi satu mengikuti kegiatan tersebut. Mereka terlihat guyub dan rukun satu sama lain.
Ribuan obor ini, dibuat sendiri oleh masyarakat dan dibutuhkan waktu persiapan selama tiga hari. Diharapkan, tradisi seperti ini bisa dijaga dipertahankan hingga generasi penerus nantinya.
"Kalau begini kan kelihatan guyub dan rukun. Setiap RT, membuat 100 oncor (obor). Bahanya dari bambu, botol minuman isinya minyak gas," katanya.[dik/bdp
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Gubernur Khofifah Cerita Proses Pembangunan 78 Rumah Korban Banjir Bandang Ijen Bondowoso
- Pemkot Surabaya Pastikan 154 UMKM Bakal Promosikan Produk di Graha Sawunggaling
- Pemkab Kediri Kirim Relawan Kesehatan Bantu Pemulihan Korban Gempa Cianjur