Ketokohan figur akan menjadi indikator utama untuk menjadi calon presiden di Pemilu 2024 mendatang. Pasalnya, publik saat ini tidak melihat partai politik dalam menentukan calon presiden yang akan dipilihnya nanti, lantaran tingkat kepercayaan terhadap partai politik menurun drastis.
- MK Tolak Gugatan Ipong, Kang Giri Bupati Ponorogo 2025-2030
- Putusan MK Munculkan Multitafsir Bagi Pj Kepala Daerah dari Unsur ASN
- DPRD Jatim Minta Pemprov Normalisasi Bengawan Njero Lamongan
Peneliti dari Populi Center, Rafif Pamenang Imawan menuturkan, sosok atau tokoh bangsa yang baik dan cerdas di mata publik menjadi salah satu syarat memenangkan hati rakyat dalam pertarungan pemilu mendatang.
"Saya rasa sosoklah yang menjadi indikator utama ketika kita melihat bagaimana peluang seorang elit untuk maju menjadi presiden di 2024,” ucap Rafif melansir Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (10/5).
Rafif menguraikan, pengaruh sosok yang diminati rakyat telah tampak semenjak Pemilu 2004 silam. Di mana Susilo Bambang Yudhoyono menjadi presiden saat suara Partai Demokrat tidak cukup tinggi.
"Tahun 2004 itu SBY dari Demokrat, orang lebih memilih SBY-nya jadi Demokratnya kekatrol karena SBY," katanya.
Kata Rafif lagi, sekalipun elektabilitas partai politik tinggi, namun jika calon yang diusung tidak dikenal rakyat maka akan menemukan kesulitan untuk bertarung di Pemilu 2024.
“Kita perlu mencatat bahwa pemilu itu berkaitan dengan sosok atau figur seseorang, yang lebih menentukan dibandingkan latar belakang partai,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden Dan Wapres RI, Gus Fawait: Kemenangan Rakyat Indonesia
- Jelang Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres 2024, Khofifah : Insya Allah Prabowo-Gibran Menang
- Elektabilitas Anwar Sadad Sebagai Cagub Jatim Tembus 9%, ARCI Beberkan Faktornya