Ketua PBNU Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi alias Gus Fahrur turut angkat suara menyikapi pernyataan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa tentang amplop kiai.
- Expo Muslimat NU Pamerkan Karya Ekotif Se-Indonesia, Ketum PBNU Dorong Muslimat Jadi Tandem NU
- Silaturahmi ke Ketum PBNU, Khofifah : PP Muslimat NU Undang KH. Yahya Beri Pengarahan di Kongres XVIII Muslimat NU
- Berkumpul di Surabaya, PWNU se Indonesia Dukung PBNU Selalu Bersama Prabowo
Pernyataan “amplop kiai” oleh Suharso itu sebagai ilustrasi dari praktik money politic.
Gus Fahrur menilai, pernyataan tersebut keliru dan membuktikan bahwa Suharso tidak mengerti tradisi pesantren.
“Ilustrasi tersebut sangat tidak layak untuk seorang ketum parpol, khususnya yang berbasis Islam. Itu berarti dia tidak memahami tradisi yang berkembang di masyarakat," kata KH Ahmad Fahrur dalam keterangan tertulisnya diterima Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (26/8).
Bagi Gus Fahrur, memberi sesuatu kepada kiai dengan politik uang tidak bisa disamakan. Masyarakat Indonesia dan kiai memiliki simbiosis saling menghargai dan saling memuliakan.
Kiai, kata dia, itu melayani dan menjadi rujukan masyarakat. Maka dari itu, masyarakat sangat menghormati para kiai yang telah menghabiskan waktunya untuk melayani dan memberikan sesuatu kepada kiai sebagai penghargaan.
“Itu menjadi tradisi menghormati guru. Seperti kita bertamu bawa oleh-oleh ya, jadi tidak bisa disebut money politic karena mereka (kiai) kan bukan penentu kebijakan," tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran
- Expo Muslimat NU Pamerkan Karya Ekotif Se-Indonesia, Ketum PBNU Dorong Muslimat Jadi Tandem NU
- Sumardi Dorong OPD Pemprov Jatim Maksimalkan Pelayanan Meski Ada Efisiensi Anggaran