Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong pertumbuhan industri dan investasi di Jawa Timur. Upaya ini ia wujudkan melalui kerja sama lintas daerah dan penguatan peran kawasan industri strategis sebagai penggerak utama ekonomi regional.
- Kontribusi Laju Tanam Padi Jatim Terbesar di Indonesia, Sumbang 25% Luas Nasional, Gubernur Khofifah: Komitmen Wujudkan Kedaulatan Pangan di Jawa Timur
- Kabar Gembira! Gubernur Khofifah Gratiskan Layanan Bus Trans Jatim di Lima Koridor Selama Sehari Penuh di Hari Angkutan Nasional
- Misi Dagang di Maluku Catatkan Transaksi Rp 460,7 Miliar, Gubernur Khofifah: Bukti Kuatnya Perdagangan Jatim di Tengah Perlambatan Ekonomi Global
Dalam agenda Misi Dagang dan Investasi yang mempertemukan pelaku usaha dari Jawa Timur dan Maluku, Gubernur Khofifah secara khusus memperkenalkan PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) sebagai kawasan unggulan untuk memberi nilai tambah investasi di sektor pengolahan dan pergudangan khususnya hasil perikanan.
Dalam forum yang digelar di The Natsepa Resort & Conference Center, Maluku Tengah, Rabu (23/4), Khofifah menegaskan pentingnya penguatan ekosistem industri perikanan pascapanen, terutama dalam mendukung ekosistem logistik untuk kesejahteraan nelayan. Ia menyoroti peran strategis SIER yang memiliki fasilitas pergudangan berpendingin atau cold storage untuk menjaga kualitas hasil tangkapan saat musim panen tiba.
“Saat musim panen atau musim tangkap, produksi ikan melimpah. Tapi jika pasar belum siap menyerap, maka rantai pasok dingin termasuk cold storage menjadi sangat krusial agar hasil tangkapan tidak terbuang dan tetap bernilai jual tinggi,” jelas Khofifah, Kamis, 24 April 2025.
Investasi yang ditawarkan kepada investor Maluku ini tidak hanya menitikberatkan pada keuntungan ekonomi, tetapi juga bertujuan memperkuat pembangunan yang inklusif. Gubernur Khofifah menegaskan bahwa penguatan sektor kelautan juga berarti peningkatan kesejahteraan nelayan, yang merupakan bagian dari sektor pertanian yang menyumbang sekitar 33 persen terhadap struktur pertanian Jawa Timur.
Ia menambahkan, misi dagang ini juga menjadi wujud nyata Jawa Timur dalam memperkuat posisinya sebagai poros ekonomi di kawasan timur Indonesia. Dalam konteks perlambatan ekonomi global, kolaborasi antarwilayah menjadi salah satu kunci ketahanan ekonomi nasional.
“Kami mempertemukan para trader dan buyer dari dua provinsi untuk memperluas potensi kerja sama dalam bidang industri, perdagangan, perikanan, agribisnis, dan sektor investasi lainnya. Acara ini juga bukan hanya ajang ekonomi, tapi juga pertemuan lintas budaya, tradisi, dan jejaring antar provinsi,” tambahnya.
Dalam Misi Dagang dan Investasi di Provinsi Maluku ini, telah mencatatkan nilai transaksi mencapai Rp460,75 miliar. Transaksi tersebut berasal dari berbagai komoditas unggulan seperti hasil perikanan, tembakau, telur ayam, olahan unggas, beras, karkas ayam dan bebek, pakan dan DOC, kelapa bulat, kayu gelondongan, makanan ringan, serta produk hasil hutan.
“Transaksi kali ini meningkat dua kali lipat dibandingkan capaian pada Desember 2021. Dan biasanya nilainya akan terus bertambah hingga penutupan resmi,” ujarnya.
Khofifah juga menjelaskan bahwa Jawa Timur merupakan kontributor ekonomi terbesar kedua secara nasional setelah DKI Jakarta, dengan andil sebesar 14,39 persen terhadap PDB nasional dan 25,23 persen terhadap PDRB Pulau Jawa. Pada triwulan IV-2024, ekonomi Jatim tumbuh 5,03 persen (year-on-year), dengan nilai PDRB ADHB mencapai Rp802,45 triliun.
Ia menekankan bahwa perdagangan antarwilayah menjadi salah satu penopang utama kinerja ekonomi Jawa Timur. Berdasarkan data Perdagangan Antarwilayah Indonesia 2023, Jawa Timur mencatat surplus perdagangan tertinggi di Indonesia, yaitu mencapai Rp209 triliun.
“Capaian ini merupakan hasil dari kerja sama yang solid dengan provinsi-provinsi mitra, termasuk Maluku,” jelasnya.
Dalam hal kerja sama perdagangan, total nilai perdagangan Jawa Timur dengan Maluku pada tahun 2023 tercatat sebesar Rp3,01 triliun. Angka ini terdiri dari nilai bongkar (pembelian dari Maluku) sebesar Rp1,66 miliar, dan nilai muat (penjualan ke Maluku) sebesar Rp1,35 triliun, dengan neraca perdagangan defisit sekitar Rp310 miliar.
Khofifah menyebutkan bahwa Maluku memasok berbagai komoditas utama ke Jawa Timur, seperti pelat tembaga, CPO, kayu gelondongan, rempah-rempah, karet alam, alkohol, kayu lembaran, buah, dan ikan beku. Sebaliknya, Jawa Timur menyalurkan komoditas seperti truk, beras, obat-obatan, daging ayam beku, tepung, minyak kelapa murni, pasta mentah, gula, kendaraan bermotor, dan aneka bumbu dapur ke Maluku.
Dia menegaskan bahwa misi dagang ini menjadi momentum penting untuk membuka peluang baru, meningkatkan volume perdagangan, serta memperkuat jaringan bisnis antara dua provinsi.
“Kami berharap kegiatan ini dapat mempererat sinergi antar daerah, memperkuat pasar dalam negeri, serta meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap produk lokal. Pada akhirnya, inisiatif ini akan berkontribusi pada peningkatan transaksi perdagangan domestik dan memperkuat fondasi ekonomi nasional,” pungkasnya.
Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, menegaskan bahwa Misi Dagang dan Investasi ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat ketahanan ekonomi daerah melalui sinergi antardaerah. Ia mendorong agar seluruh pemangku kepentingan, baik dari Maluku maupun Jawa Timur, menjadikan momen ini sebagai titik awal dari kolaborasi jangka panjang yang saling menguntungkan dan berkelanjutan.
“Kerja sama yang produktif dan berkelanjutan adalah fondasi pembangunan. Satu komoditas mungkin bisa memberi nilai, tetapi kolaborasi mampu menciptakan masa depan. Semoga apa yang kita lakukan ini memberikan manfaat nyata bagi pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kedua provinsi,” ujar Gubernur Hendrik.
Sementara itu, Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono yang hadir langsung di acara misi dagang dan investasi menyampaikan apresiasi atas langkah Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, yang mempromosikan kawasan industri SIER.
Didik menegaskan bahwa momentum ini menjadi bukti nyata pentingnya kolaborasi antarwilayah, untuk memperkuat rantai pasok nasional dan meningkatkan konektivitas industri berbasis sumber daya alam lokal, khususnya sektor perikanan.
Sebagai pengelola kawasan industri, kata Didik, SIER berkomitmen memperkuat efisiensi rantai pasok industri perikanan, salah satu sektor unggulan Jawa Timur. Keberadaan fasilitas pergudangan berpendingin (cold storage) dan sistem logistik terintegrasi kami rancang untuk mendukung ketahanan pasokan hasil laut, khususnya saat musim panen.
“Kami menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Ibu Gubernur Khofifah atas komitmen beliau yang konsisten mempromosikan kawasan industri SIER sebagai destinasi investasi strategis, termasuk dalam forum Misi Dagang dan Investasi dengan Maluku. Ini menjadi bukti nyata bagaimana sinergi antarwilayah bisa memperkuat konektivitas industri berbasis sumber daya lokal, terutama sektor perikanan,” ujar Didik yang juga Wakil Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia ini.
Didik juga menyambut positif ketertarikan dari kalangan investor Maluku yang memiliki potensi besar di sektor perikanan. Menurutnya, kerja sama ini tidak hanya berorientasi pada aspek komersial, tetapi juga mencakup pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kami siap menjadi mitra strategis dalam mendukung integrasi sektor perikanan dari hulu hingga hilir. Komitmen ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pesisir secara inklusif, dengan meningkatkan kesejahteraan nelayan sebagai tulang punggung ekonomi maritim yang berkontribusi besar terhadap struktur perekonomian nasional,” tegasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kontribusi Laju Tanam Padi Jatim Terbesar di Indonesia, Sumbang 25% Luas Nasional, Gubernur Khofifah: Komitmen Wujudkan Kedaulatan Pangan di Jawa Timur
- Kabar Gembira! Gubernur Khofifah Gratiskan Layanan Bus Trans Jatim di Lima Koridor Selama Sehari Penuh di Hari Angkutan Nasional
- Misi Dagang di Maluku Catatkan Transaksi Rp 460,7 Miliar, Gubernur Khofifah: Bukti Kuatnya Perdagangan Jatim di Tengah Perlambatan Ekonomi Global