Wakil Ketua Komisi D DPRD Jawa Timur, Khusnul Arif, menyoroti pentingnya penguatan koordinasi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam upaya mengantisipasi potensi bencana tanah longsor di sejumlah titik rawan di wilayah Jawa Timur.
- Wakil Ketua Komisi D DPRD Jatim Khusnul Arif Soroti Jalan Berlubang Jelang Arus Mudik Lebaran
Dalam keterangannya, Jumat (25/4), Khusnul mendorong agar seluruh instansi terkait, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, membangun kerja sama yang menyeluruh dan terintegrasi. Menurutnya, komunikasi antar instansi menjadi kunci penting untuk memperkuat kesiapsiagaan daerah menghadapi bencana.
“Saya mendorong teman-teman OPD dinas terkait untuk bekerjasama secara utuh, berkoordinasi secara komprehensif dan terintegritas. Siapa saja yang terlibat, yang paling penting adalah komunikasi,” tegas Khusnul pada Jumat (25/4/2025).
Politisi dari Fraksi NasDem ini juga menyebut sejumlah OPD seperti Dinas Kehutanan, Dinas Bina Marga, dan Dinas Perhubungan Jawa Timur perlu turun langsung ke lapangan dan bersinergi dengan pemerintah kabupaten/kota.
“Merawat habitat alam, melakukan kontrol, dan memastikan potensi longsor bisa dicegah lebih awal. Penerapan sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) wajib diterapkan di jalur yang berpotensi longsor,” lanjutnya.
Khusnul menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor yang berjalan secara sinergis, bukan parsial. Ia mengingatkan bahwa penanganan bencana bukan sekadar soal siapa yang bertanggung jawab, melainkan soal bagaimana anggaran dan sumber daya dimanfaatkan secara efektif.
“Anggaran juga harus dipastikan sesuai dengan tupoksi masing-masing. Kita tidak boleh lagi berpikir ini tanggung jawab A atau B. Pemerintah Provinsi punya kapasitas anggaran yang besar dan jika terjadi bencana, penyelesaiannya harus cepat dan tuntas,” pungkasnya.
Langkah ini dinilai krusial untuk memperkuat kesiapsiagaan di jalur-jalur vital antarwilayah, yang selama ini kerap terdampak longsor saat musim hujan melanda.
Hingga April 2025, data resmi jumlah keseluruhan kejadian tanah longsor di Jawa Timur belum dirilis secara utuh di tingkat provinsi. Meski begitu, laporan dari BPBD kabupaten/kota sudah menggambarkan potret kerawanan di berbagai wilayah, khususnya daerah dengan kontur perbukitan dan curah hujan tinggi.
Salah satu titik paling rawan adalah jalur Cangar–Pacet, yang menghubungkan Kota Batu dan Kabupaten Mojokerto. Jalur ini sering terganggu oleh material longsor yang menutup badan jalan, menyebabkan kemacetan dan bahkan penutupan jalan sementara.
Topografi terjal dan aliran air dari kawasan hutan di sekitar jalur tersebut menambah tingkat kerawanan. Pemerintah daerah bersama dinas terkait telah memasang rambu peringatan dan terus memantau titik-titik kritis untuk meminimalkan risiko bencana di jalur ini.
Situasi ini memperkuat urgensi pernyataan Khusnul Arif agar penguatan sistem deteksi dini, respons cepat, dan sinergi lintas instansi segera dilaksanakan secara nyata di lapangan.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Fraksi PDIP Tingkatkan Perlindungan Perempuan dan Anak dengan Support Anggaran
- Menjelang Porprov Jatim IX, DPRD Soroti Minimnya Sosialisasi dan Harap Dampak Ekonomi Maksimal
- Komisi E DPRD Jatim Kawal Nasib Kontraktor Proyek SMK Rp 171 Miliar yang Belum Dibayar, Diduga Penipuan