Kehadiran Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dimotori Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk membangun budaya baru, supaya demokrasi tidak terjebak pada budaya politik last minute alias di ujung waktu.
- PDIP Gabung Kabinet, Golkar: Terserah Presiden
- Jalankan Instruksi Ketum Golkar, Adies Kadir Bagikan 10.000 Paket Sembako di Surabaya dan Sidoarjo
- Fraksi Golkar DPRD Jatim Siap Kawal Periode Kedua Khofifah-Emil, Fokus pada Ketahanan Pangan
"KIB ini ingin membangun tradisi politik baru. Tentang koalisi, pilpres itu tidak mesti di ujung mau mendaftarkan ke KPU," ujar Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Senin (6/6).
"Tetapi harus kita mulai dari jauh hari dengan diskusi, dengan dialektika, membangun narasi, membangun nilai," imbuhnya.
Doli mengatakan, sejak pertemua para ketua umum hingga resmi diumumkan sebagai koalisi, KIB lebih banyak berbicara tentang gagasan bagaimana membangun Indonesia daripada membahas soal figur yang akan diusung.
"Jadi sebenarnya dari 12 Mei hingga (deklarasi) malam kemaren dan dalam waktu dekat ini, kami mendiskusikan tentang narasi, kami menuliskan cerita tentang Indonesia setidaknya lima tahun ke depan mau apa gambarnya," terangnya.
Ketika gagasan sudah selaras, lanjut Ketua Komisi II DPR RI ini, baru kemudian koalisi akan mencari figur yang tepat untuk menjalan gagasan yang telah dirumuskan.
"Jadi kita bicara gagasan, nilai-nilai, konsespsi kenegaraan, konsepsi bangsa, itu yang kita bangun. Itu yang kita sebuah sebagai chapter-chapter awal," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- PDIP Gabung Kabinet, Golkar: Terserah Presiden
- Jalankan Instruksi Ketum Golkar, Adies Kadir Bagikan 10.000 Paket Sembako di Surabaya dan Sidoarjo
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran