Paska pernyataan politik Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bahwa deklarasi calon presiden September 2023 mendatang, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dinilai memutuskan sebuah sikap realistis.
- Tidak Dikelola dengan Baik, KIB Berada di Ujung Tanduk
- Golkar Pastikan KIB Masih Utuh, Nurul Arifin: Dalam Politik Tidak Ada Istilah Pecah
- PAN Ungkap Nasib KIB Dua Pekan Ke Depan
Demikian pandangan Direktur Riset Indonesia Presidential Studies (IPS), Arman Salam dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (16/10).
Menurut Arman, setidaknya ada tiga analisa terkait pernyataan Airlangga soal waktu deklarasi Capres itu. Pertama, tokoh dalam KIB sampai saat ini masih belum ada yang moncer elektabilitasnya.
Dengan menunda keputusan, KIB punya waktu untuk menggenjot jagoannya untuk diusung dalam kontestasi pemilhan presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang.
"Kedua KIB akan semakin seksi dengan peta yang pastinya semakin mengkerucut dan solid menjelang kontestasi jadi bargaining-nya akan semakin kuat terhadap calon potensial," analisa Arman.
Selain itu, analisa ketiga, arahnya semakin jelas jika Ganjar tidak diusung PDIP. Dengan demikian, KIB dimungkinkan akan merapat kepada Ganjar. Dengan catatan, kata Arman, jika jagoan yang disiapkan oleh KIB elektabilitasnya berjalan di tempat.
Meski demikian, Arman mengatakan bahwa tiga argumentasi yang disampaikan hanya bisa berjalan jika KIB tidak bubar.
"Dari ketiga partai yang berkoalisi (KIB) mulai bunyi jagoannya masing-masing apakah ini strategi menyebar kaki atau memang tidak ada instruktur yang kuat sebagai nahkoda koalisi," pungkas Arman.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- KPK Didesak Periksa Ganjar Pranowo di Kasus Skandal Korupsi e-KTP
- Usai Hasto Ditahan, KPK Didesak Usut Skandal Korupsi E-KTP Ganjar
- Paslon 2 Deklarasi Menang Satu Putaran, Ganjar: Kita Belum, Tunggu Dulu