Komando Garnisun Tetap I/Jakarta (Kogartap I/JKT)
membangun komunikasi yang berhikmat dengan mengadakan kursus bidang
komunikasi bagi jajaran pimpinannya.
- Netizen Dan Hotel-hotel Tawarkan Tempat Bernaung “Open Houses Lebanon”
- Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi, Gubernur Khofifah Dorong Trenggalek Optimalkan Pesona Alam Pantai Selatan Jawa
- Saksikan! Pertunjukan Drama Musikal Sejarah “Berkibarlah Benderaku” di CFD Tunjungan
Kasgartap I/JKT, Brigjen TNI Herianto Syahputra mengatakan, pelatihan ini dimaksudkan untuk mendukung kinerja seluruh jajaran Gartap Jakarta dalam setiap fungsinya guna mewujudkan sinergi yang solid antara Gartap Jakarta dan masyarakat.
Tujuan pelatihan ini adalah membangun dan sekaligus mengubah mindset dalam berkomunikasi untuk jajaran dan pimpinan staf Gartap Jakarta. Diharapkan nantinya jajaran Gartap Jakarta mampu berkomunikasi dengan menyesuaikan situasi dan dinamika ipoleksosbudhankan,†terang Herianto, seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (29/4).
Ia menambahkan, pelatihan bertahap terhadap jajaran Gartap I/Jakarta ini diharapkan mampu membangun komunikasi yang berhikmat, mengembangkan dan meningkatkan keahlian komunikasi berhikmat untuk mendukung serta menunjang tugas di tempat kerja termasuk di wilayah subgar masing-masing.
Tentu dalam konteks ini, keberhasilan komunikasi berhikmat ini mempermudah terselesaikannya tugas-tugas dan fungsi masing-masing terutama terkait interrelasi dengan masyarakat Jakarta dan sekitarnya,†ujar dia.
Putut mengatakan, kekacauan komunikasi politik nyata-nyata terjadi ketika diselenggarakannya pilkada DKI Jakarta tahun 2017 di mana politik identitas, demam hoax, ujaran kebencian, persekusi dan bullying terjadi.
Persatuan Indonesia terancam ikatannya karena komunikasi politik kita mengijinkan cara-cara komunikasi yang tidak sesuai dengan Pancasila,†ujar Putut.
Menurut Putut Prabantoro, pengertian hikmat atau hikmah merupakan pengertian atau pemahaman secara integral atau satu kesatuan, tentang orang, barang, kejadian atau situasi yang menghasilkan kemampuan untuk menganalisa, mengimplementasikan persepsi, penilaian, atau perbuatan sesuai dengan makna yang sebenarnya.
Dalam komunikasi berhikmat ini, dibutuhkan penguasaan terhadap reaksi emosional komunikator terhadap suatu berita, informasi yang diterima untuk kemudian dipertimbangkan, dianalisa berdasarkan pengetahuan universal yang dipahaminya untuk kemudian dapat menentukan tindakan selanjutnya,†ujar dia.
Secara singkat, dalam berkomunikasi secara berhikmat diperlukan pemahaman menyeluruh atas semua informasi yang masuk berdasarkan data-data valid yang ada.
Artinya, cross check kebenaran suatu informasi merupakan suatu kebutuhan,†tegas Putut yang juga menjabat sebagai Ketua Presidium ISKA (Ikatan Sarjana Katolik Indonesia) Bidang Komunikasi Politik.
Oleh karena itu, berkomunikasi yang berhikmat dapat diartikan sebagai komunikasi yang meletakkan pada nilai-nilai kebijaksanaan, kecerdasan, akal budi, akal sehat, kecerdikan dan juga tepa seliroâ€.
Dalam komunikasi berhikmat, setiap komunikator dituntut memiliki pemahaman yang cukup soal sebab-akibat, aksi-reaksi, analisa dan dampak, dan selalu mengajukan pertanyaan utama dengan kata Mengapa†sesuatu terjadi demikian dan tidak cukup hanya mengetahui sebuah informasi semata.
Kata local wisdom†sebenarnya mengacu pada nilai-nilai luhur daerah setempat. Artinya, dalam berinteraksi dengan masyarakat seseorang harus berinteraksi dan sekaligus menghormati nilai-nilai luhur yang ada di daerah tersebut.
Putut yang juga Ketua Gerakan Ekayastran Unmada (Semangat Satu Bangsa) itu mengingatkan bahwa komunikasi yang berhikmat selalu mengutamakan kesantunan, unggah-ungguh, budi pekerti karena terkait dengan nilai Bhinneka Tunggal Ika, yang sebenarnya untuk menegaskan adanya nilai-nilai local wisdom (kearifan lokal) dalam NKRI.
Agama-agama
juga mengajarkan umatnya untuk menggunakan kata hikmat sebagai
penjelasan tentang nilai luhur yang harus dihormati dalam interrelasi
antar manusia. Oleh karena Pancasila itu way of life atau
falsafah hidup bagi bangsa Indonesia termasuk di dalamnya berkomunikasi,
sudah seharusnya kita mengembangkan komunikasi yang berhikmat agar
Persatuan Indonesia tetap utuh,†tandas Putut. []
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kemenparekraf Fasilitasi Usaha Pariwisata dan Ekraf Berbadan Hukum di Banyuwangi
- Kampung Kopi Rigisjaya Masuk 50 Besar Anugerah Desa Wisata Kemenparekraf RI 2021
- Temui Disbudpar Jatim, Tom Liwafa Minta Polemik Tiket Wisata Tumpak Sewu Segera Diselesaikan