Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menemukan informasi yang tidak benar atau disinformasi terkait vaksin Covid-19, beredar di media sosial (Medsos).
- Terima Audiensi BPSDM Kemenkominfo, Pj. Gubernur Adhy Komitmen Tingkatkan Peringkat IMDI Jatim
- Kominfo Dukung Polri Usut Kasus Pencurian Data Pribadi di Provider Indosat
- 2,1 Juta Situs Judi Online Diblokir, Ditemukan Aliran Dana Ratusam Triliun
Dalam dokumen rekap harian laporan isu hoax dan disinformasi tentang hoax Covid-19 Kominfo per 19 Maret hingga 20 Maret pukul 06.00 WIB, ada dua disinformasi yang ditemukan.
Pertama, disinformasi yang ditemukan di medsos Facebook berupa postingan gambar vaksin Covid-19 yang dalam kemasan botolnya tertulis "Vaksin Kadrun". Bahkan di bawah kata Kadrun itu ada tulisan "Kampretvirus".
Selain itu, ada tambahan narasi di dalam postingan tersebut oleh pengguna Facebook yang mengupload. Di mana narasinya adalah, "Ga usah nyuruh2 duluan nyoba vaksin covid 19 drun, FETE. Fetamboran Chemical Rijik United, sdh nyediain Vaksin khusus buat ente".
"Berdasarkan hasil penelusuran, klaim foto botol vaksin berlogo Kadrun adalah tidak benar. Faktanya foto tersebut telah diedit dan diubah. Dalam foto asli tulisan pada botol adalah 'COVID-19 Coronavirus'. Foto tersebut merupakan ilustrasi artikel berasal dari shutterstock.com karya Joel Bubble Ben," terang Kominfo dalam laporannya.
Kemudian yang kedua, Kominfo menemukan disinformasi kedua di medsos Facebook, tentang grafik kadar antibodi penerima vaksin menurun usai dilakukan penyuntikan.
Dalam tangkapan layar tersebut terdapat grafik yang diklaim sebagai informasi antibodi seseorang setelah menerima vaksin Covid-19.
"Disebutkan juga bahwa penyebab seseorang bisa terkena Covid-19 dikarenakan antibodi yang akan menurun dalam beberapa hari sebelum vaksin kedua," terang Kominfo.
Untuk mendapat informasi yang sebenarnya, Kominfo menemukan artikel cek fakta dari salah satu media online nasional yang mengutip pernyataan dokter sekaligus edukator dari Tim Penanganan Covid-19, Muhamad Fajri Adda'i.
Muhamad Fajri Adda'a menyebut grafik yang diklaim sebagai antibodi seseorang turun setelah menerima vaksin Covid-19 adalah tidak benar.
"Tidak ada orang yang setelah divaksin Covid-19 misalnya antibodinya malah menjadi mendekati nol. Kalaupun ada itu hanya kasuistik saja seperti orang tersebut sistem imunnya gagal membentuk antibodi tetapi itu bukan konsep secara umum," ujar Muhamad Fajri Adda'i yang dikutip laporan Kominfo.
Lebih lanjut, Kominfo menuliskan himbauan kepada masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan, meski sudah divaksin Covid-19.
"Selain itu, hasil penelusuran gambar grafik di internet juga menemukan bahwa grafik tersebut telah sebelumnya diunggah dari suatu laman blogspot di tahun 2017 Dan Januari 2020," catat Kominfo.
"Serta tidak menyebutkan informasi terkait vaksinasi Covid-19," demikian Kominfo seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemkab Madiun Dukung Upaya Komdigi Susun Draft Pembatasan Usia Anak Bermain Medsos
- Wabah PMK Pada Ternak Sapi di Jatim Makin Marak, Paguyuban Pedagang Desak Pemprov Tetapkan Darurat
- IKM Bangkalan Dibekali Illmu Promosi Lewat Medsos