Komisi B DPRD Jember Desak Dinas Ketahanan Pangan Dan Peternakan Ambil Tindakan Penanganan Kasus PMK 

Anggota Komisi B, Candra Ary Fiyanto, saat memberikan keterangan pers di ruang komisi B DPRD Jember/RMOLJatim
Anggota Komisi B, Candra Ary Fiyanto, saat memberikan keterangan pers di ruang komisi B DPRD Jember/RMOLJatim

Komisi B DPRD Jember mendesak  Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Jember, segera menangani mulai merebaknya virus PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) yang menyerang hampir seratus sapi di dua kecamatan di kabupaten Jember dalam sebulan terakhir. 


Langkah ini untuk mencari solusi terbaik serta mencegah penularan virus, yang menyerang kuku dan mulut sapi ke daerah lainnya.

Menurut anggota Komisi B DPRD Jember, Agus Khoironi, para peternak mulai resah dengan penyebaran virus PMK, yang diduga jenis baru ini. 

"Kasus virus PMK tahun ini ( 2024), lebih ganas dari kasus PMK tahun 2022 silam. Karena penularan lebih massif dan menimbulkan kematian sapi dalam waktu cepat," ucap Agus, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (16/12).

Dijelaskan Agus, bahwa penularan kasus PMK tahun 2022 dimulai dari kaki atau kuku terlebih dahulu, selanjutnya menyerang mulut. Namun untuk kasus PMK tahun 2024, virus menyerang langsung dari bagian mulut dan 3 hari  kemudian sapi mati. 

"Sesuai laporan warga, kasus ini, menyerang di wilayah kecamatan ambulu dan tempurejo. Karena itu, kami berharap pemerintah Kabupaten Jember, untuk segera turun tangan, karena banyaknya sapi yang terjangkit dan mati," katanya.

Dia menjelaskan, untuk kasus PMK sebetulnya bisa ditangani, Namun peternak ada yang memilih dengan  menyembelih atau memotong sapinya, karena khawatir tidak bisa terselamatkan.

Senada disampaikan anggota Komisi B lainnya, Candra Ary Fiyanto. 

"Kami sudah mengagendakan pemanggilan terhadap pihak Dinas Ketahanan Pangan dan peternakan,  Selasa (17/12) besok," katanya. 

Dia menjelaskan pada September 2024 lalu, pemerintah Kabupaten Jember, melalui Dinas ketahanan pangan dan peternakan Pemkab Jember, sudah melakukan vaksinasi terhadap 115.862  ekor sapi di Kabupaten Jember. 

Kemungkinan masih ada sapi, yang belum divaksin, sehingga terjangkit dan mati adalah sapi yang belum divaksinasi. 

Menurutnya rencana pertemuan Selasa (17/12), pukul 10.00 WIB, pihaknya menggelar hearing dengan Dinas terkait, untuk mencari informasi dan tindak lanjut dan solusi akan dilakukan. 

"Tujuannya, supaya penyebaran virus PMK di Kabupaten Jember, bisa dilokalisir sehingga tidak menyebar ke daerah lainnya. Dengan masyarakat menjadi tenang, karena ternaknya aman dari PMK," jelasnya.

Selain itu, lanjut Candra, pihaknya ingin mengetahui dari Dinas Ketahanan Pangan Dan Peternakan  kepastian pasokan daging selama Natal dan Tahun Baru.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news