Melonjaknya korban jiwa akibat serangan Israel ke Gaza turut menjadi perhatian bagi Amerika Serikat (AS). Meski prihatin, AS masih terus memberikan dukungan pada Israel.
- BPK Ingatkan Mahasiswa Jangan Sampai Benih Otoriter Muncul
- Prabowo-Gibran Diyakini Menang Satu Putaran
- Rizal Ramli Beberkan Solusi Alternatif Batalkan Kenaikan Harga BBM
Berdasarkan data dari otoritas Palestina pada Jumat (10/11), sebanyak 11.078 orang meninggal dunia di Gaza sejak Israel melancarkan serangannya pada 7 Oktober lalu.
Sementara jumlah korban jiwa di Israel mencapai 1.200 orang.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengaku prihatin dengan banyaknya korban jiwa di Gaza.
"Terlalu banyak warga Palestina yang terbunuh. Terlalu banyak yang menderita dalam beberapa minggu terakhir ini. Kami ingin melakukan segala kemungkinan untuk mencegah kerugian terhadap mereka dan memaksimalkan bantuan yang diberikan kepada mereka," kata Blinken ketika melakukan kunjungan ke New Delhi pada Sabtu (11/11).
Komentar Blinken ini cukup berbeda dibandingkan pernyataan-pernyataan Washington sebelumnya. Selama berminggu-minggu, pemerintahan Joe Biden sangat mendukung serangan militer Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyusul serangan brutal Hamas, ke Gaza.
AS menyebut Israel memiliki hak untuk membela diri. Meski banyak pihak menilai tindakan Israel bukanlah sebuah pembelaan diri, lantaran telah menargetkan rumah sakit, konvoi kemanusiaan, rumah ibadah, hingga bayi dan lansia.
Alih-alih menyerukan gencatan senjata, AS mengaku cukup puas dengan jeda kemanusiaan empat jam yang telah disepakati oleh Israel.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Airlangga Bakal Pimpin Delegasi Indonesia Lobi Presiden AS Donald Trump
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran
- Sumardi Dorong OPD Pemprov Jatim Maksimalkan Pelayanan Meski Ada Efisiensi Anggaran