Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Afkar Salafy, KH. Imron Anis angkat bicara terkait dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Lumajang 27 November 2024 mendatang
- DPC Demokrat Lumajang Jaring Bakal Calon Bupati dan Wakilnya
- Survei ARCI Pilkada Lumajang 2024, Elektabilitas Cak Thoriq Tak Terkejar!
- Spanduk Bunda Indah Maju Bupati Lumajang 2024 Bertebaran
Kyai sepuh dari Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Lumajang yang familiar dipanggil Gus Imron ini, berdoa dan berharap Pilkada di Lumajang berjalan aman dan damai.
Kemudian menanggapi adanya narasi NU harus pilih calon bupati dari NU, Gus Imron mengaku tidak sepakat dengan itu.
“Tidak harus seperti itu. Kita paham, Lumajang sudah gonta-ganti bupati. Jadi tidak harus dari NU. Kalau orang NU harus pilih orang NU (di Pilkada) itu malah menyalahi AD ART NU,” ucapnya, Jumat (23/8/2024) siang.
Untuk itu, menurutnya, Indah Amperawati atau Bunda Indah yang kerap dianggap bukan dari kalangan NU, juga layak untuk didukung di Pilkada Lumajang.
“Saya sepakat dengan para kyai, Bunda Indah layak kita dukung. Walaupun dari kalangan Muhammadiyah, itu layak didukung NU,” ucap Gus Imron.
Ditanya soal perempuan apakah boleh jadi pemimpin? Gus Imron berpendapat, perempuan tidak boleh menjadi pemimpin yang menyangkut kedaulatan. Namun jika menjadi kepala daerah, itu tidak apa-apa.
“Yang tidak boleh itu, pemimpin (perempuan) yang menyangkut kedaulatan, itu sebagian ulama besar tidak membolehkan. Tapi kalau seperti jadi gubernur itu gak apa-apa, seperti Khofifah,” ucapnya.“Yang gak boleh itu, perempuan mengimami laki-laki waktu Sholat,” tambahnya.
Gus Imron pun tidak mengelak, jika dirinya memang mendukung Bunda Indah di Pilkada Lumajang.
“Karena harapannya kita punya pemimpin yang bisa merangkul semua. Terus kerjanya nyata, yang lemah lembut, yang sopan, yang penting akhlak,” ungkapnya.
Sosok Bunda Indah sendiri punya kesan di mata Gus Imron sejak kepemimpinan Bupati Fauzi. “Saat itu beliau Kabag Keuangan. Ketika ada kegiatan kyai di pendopo, yang menyiapkan Bunda Indah,” ujarnya.
Gus Imron juga menambahkan, masyarakat Lumajang bisa menilai kepemimpinan bupati sebelumnya.
“Itu rasanya gimana, merasa punya bupati atau tidak. Kayaknya itu kurang menyentuh masyarakat. Saya sempat kaget, kok begini,” ungkapnya.
Gus Imron juga mengaku, sebelumnya ia tidak pernah terlibat dalam politik praktis. Baru kali ini terlibat dalam Pilkada dan mendukung Bunda Indah.
“Sebelumnya saya selama jadi kyai tidak pernah ikut gini (Pilkada). Baru kali ini, karena pengalaman kemarin,” ucapnya.
Terakhir, Gus Imron berpesan, siapa yang jadi bupati selanjutnya sudah menjadi kehendak Allah. “Yang tahu Gusti Allah,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Usai Dikasih Izin Tambang, Dikhawatirkan NU dan Muhammadiyah Tidak Kritis Lagi
- Khofifah: Muhammadiyah Pilar Kemajuan Bangsa dan Umat
- Cagub Luluk: Muhammadiyah Dan NU Penjaga Demokrasi Dan Ekonomi Jawa Timur