RMOLBanten. Kondisi perekonomian Indonesia
kembali ramai dibicarakan pasca pertumbuhan ekonomi kuartal I-2018 di
bawah ekspekÂtasi, hanya mampu tumbuh 5,06 persen.
Perekonomian
IndoneÂsia dinilai banyak kalangan, sudah lampu kuning. Negara Vietnam dan Filipina dengan tantangan yang sama justru kedua negara itu pertumbuhan ekonominya lebih bagus. Ekonom Institute for DeÂvelopment of Economics and Finance
(Indef) Bhima YudhisÂtira Adhinegara menyarankan pemerintah tidak
mengelak tentang kondisi perekonomian Indonesia yang sedang dalam
kondisi tidak baik.
- bank bjb Raih Leadership AA dalam ESG Disclosure Awards 2021
- Kadin Jatim Sepakat Tekan Prevalensi Perokok Anak
- Presiden Prabowo Bawa Investasi Rp 294 Triliun, Diyakini Bakal Dongkrak Ekonomi
Beberapa negara tetangga, lanjut Bhima, menghadapi tekanan global yang sama. Tetapi, mereka bisa menghadapi tanÂtangan tersebut. DisebutkanÂnya antara lain Vietnam dan Filipina.
"Pertumbuhan ekonomi kedua negara itu tumbuh di atas 6 persen di tengah ketidakÂpastian perekonomian global," cetusnya.
Bhima menuturkan, klaim perekonomian dalam kondisi baik bertolak belakang denÂgan indikator-indikator yang menunjukkan perkembangan yang mengkhawatirkan. Antara lain, pelemahan nilai tukar ruÂpiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam satu tahun terakhir sebesar -5,6 persen. Pelemahan ini terburuk di Asia.
Dia menilai, pelemahan tersebut disebabkan dari keterÂgantungan dana asing di pasar saham dan utang.
Selain kurs, defisit transaksi berjalan mencapai 5,5 miliar dolar AS di kuartal I-2018 dan defisit neraca perdagangan mencapai 1,63 miliar dolar AS pada April. Kemudian, konÂsumsi rumah tangga, stagnan 4,95 persen. Daya beli kelas menengah ke bawah alami pelemahan.
Pada sisi lain, lanjut Bhima, nilai impor migas kini berpoÂtensi membesar karena harga minyak mentah terus merangÂkak naik.
"Akumulasi dari kondisi itu kalau dibiarkan akan memperÂlambat laju ekonomi sampai tahun 2019. Ekonomi bakal susah tumbuh di atas 5,1 persen, apalagi targetnya 5,4 persen," ujarnya.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Industri Johnny Darmawan tidak meÂnepis kondisi perekonomian di Tanah Air kurang bersahabat dengan dunia usaha.
"Beberapa industri sudah terkena dampak kondisi ekonomi, meskipun masih banyak industri yang mampu bertahan," kata Johnny.
Johnny menilai, pemerintah memang sedang melakukan perÂbaikan iklim usaha dan investasi. Namun sayang, perbaikan terseÂbut hadir pada momentum yang tidak tepat.
"Dalam kondisi ekonomi nasional maupun global yang sedang bergejolak, kebijakan pemerintah dalam kemudahan usaha dan investasi jadi tidak maksimal," kata Johnny. [RM]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- XL Axiata Jalin Kemitraan Strategis dengan Grab dan Tokopedia
- Kolaborasi Lintas Industri, PINTU dan Mangkokku Hadirkan “Paket Cuan” Berhadiah Bitcoin
- Bank Jatim Dukung Program Kemenkeu Melalui Bantuan UMKM dan KUR