Peleburan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjadi sorotan masyarakat karena dinilai bakal membuat dunia riset di tanah air makin tenggelam.
- Innalillahi, Anggaran Eijkman Sebelum Dilebur ke BRIN Lebih Kecil dari Influencer
- Peleburan Eijkman ke BRIN, Demokrat: Peleburan ini Tidak Boleh Mendegradasi Kepakaran
Terlebih ada banyak peneliti dan staf di Eijkman yang statusnya berubah. Diharapkan, para peneliti ini bisa tetap diakomodir untuk terus mengembangkan dunia riset.
"Ke depan bagaimana memberikan kepastian kepada para periset tersebut. Nah, para peneliti harus tetap diakomodir, jangan sampai mereka disia-siakan," ujar Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Achmad Baidowi kepada wartawan, Minggu (2/1).
Politikus yang karib disapa Awiek ini menambahkan, berharap kehadiran BRIN dapat memperkuat riset di Indonesia yang selama ini seperti kurang mendapat dukungan dari pemerintah.
"Peleburan itu kan konsekuensi dari hadirnya BRIN sebagai lembaga yang membawahi riset," ujarnya. "Hadirnya BRIN harus turut memperkuat praktek riset."
Terkait status 120 periset dan staf di LBM Eijkman yang disebut akan kehilangan pekerjaan, Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, memberi klarifikasi.
"Perlu dipahami bahwa LBM Eijkman selama ini bukan lembaga resmi pemerintah, dan berstatus unit proyek di Kemristek," jelas Laksana kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (1/1).
Sehingga, lanjut mantan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini, para PNS Periset di LBM Eijkman tidak dapat diangkat sebagai peneliti penuh, dan berstatus seperti tenaga administrasi.
"Sehingga benar bahwa ada proses pemberhentian sebagai pegawai LBM Eijkman," imbuhnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- PPP Jatim Lirik Nama Gus Ipul Hingga Dudung Untuk Didukung Jadi Ketum
- Diusung PDIP dan PPP, Inda Raya - Aldi Mendaftar di KPU Kota Madiun
- Kecewa Rekom PPP, Basis Kultural-Konstituen Pilih Dukung Ra Hamid-As'ad Pilkada Bondowoso