Legislatif Ngawi Apresiasi Positif Kepemimpinan Bupati Selama Dua Periode

Slamet Riyanto Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Ngawi
Slamet Riyanto Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Ngawi

Kehadiran Budi Sulistyono/Kanang yang menjabat Bupati Ngawi selama dua periode sejak 2010 - 2021, mendapat reward berbagai pihak jelang berakhirnya masa jabatan pada 17 Februari 2021.


Kali ini datang dari kalangan legislatif, seperti yang dikatakan Slamet Riyanto, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Ngawi. 

"Tentunya penilaian itu bisa subyektif maupun obyektif tergantung siapa yang mengatakan. Tetapi bagi kami apapun alasannya disadari atau tidak selama dua periode Pak Kanang membawa kemajuan pesat di Ngawi dari berbagai sektor," terang Slamet Riyanto, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu, (30/1).

Kata Slamet legislator dari PDIP ini menyebut, saat ini tidak ada suatu teori pun yang mampu menjelaskan pembangunan ekonomi daerah secara komprehensif. Namun ada beberapa teori secara parsial yang dapat membantu memahami kondisi pembangunan ekonomi, sosial maupun lainnya bermuara pada tingkat kesejahteraan masyarakat. 

Bicara pembangunan daerah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, ada sederet catatan plus yang perlu dijadikan kajian semua pihak. Hal itu tidak terlepas dari kepemimpinan Budi Sulistyono, Bupati Ngawi yang akrab disapa Kanang itu. 

Lebih lanjut Slamet menilai, Kanang punya pengalaman matang selama 20 tahun berkiprah sebagai pejabat birokrat. Karirnya diawali sebagai wakil bupati dua periode mendampingi Harsono sebelum menjabat bupati.

Bebernya, konsep yang dibawa Kanang selama dua dasawarsa mampu membawa perubahan yang cukup signifikan di daerahnya. Baik tatanan ekonomi berbasis kerakyatan ditambah sarana prasarana sebagai pengungkit dasar kemajuan yang berkelanjutan.

"Bicara identifikasi potensi ekonomi, Kanang bisa memunculkan titik wisata di daerahnya. Tentu prosesnya bertahap seperti keberadaan benteng Pendem (Van Den Bosch-red) mampu diakusisi meski belum sepenuhnya clear. Belum lagi soal pembebasan lokasi heritage seperti Kepatihan itu," ulasnya.

Kanang sebagai pemimpin yang peka akan potensi seni budaya daerahnya dan membuka kanal serta mensupport pelaku seni dalam berkreasi. Hal itu terlihat dengan munculnya seniman muda diberbagai bidang seni di Ngawi. Ibaratnya pancing, Kanang melempar umpan yang dijawab dengan karya dari para pelaku seni. 

Pada tataran sistim pertanian berorientasi ke swasembada pangan,  dijelaskan Slamtet, saat ini Ngawi menjadi sebagai salah satu daerah penyangga pangan nasional. Dengan dibuktikan bahwa Ngawi menempati posisi nomor dua di Jawa Timur.

Ngawi memiliki lahan sawah seluas 50.197 ha dengan Indek Pertanaman (IP) 2.6 terhitung sampai pertengahan November 2019. Adapun produksi gabahnya sebesar 778.986 ton. Hasil ini setara dengan 446.904 ton beras, surplus dari kebutuhan kabupaten itu.

"Diakui atau tidak Ngawi ini sudah surplus beras, bahkan kebutuhannya hanya sebagian kecil sebesar 20 persen dari produksinya," urainya.

Menurut catatan, konsumsi beras penduduk Ngawi sebesar 92.600 ton per tahun atau 20 persen. Dengan demikian terjadi surplus beras sebesar 354.304 ton atau 80 persen. Secara otomatis, Ngawi mampu menyuplai kebutuhan pangan di daerahnya maupun wilayah luar. 

Di akhir keteranganya Slamet menilai selama ini di wilayah Ngawi  minim gesekan sosial masyarakat. Hal itu menjadi pertanda bahwa situasi kamtibmas di daerah itu sangat terjamin.  Kanang dinilai mampu menjadi masterchef di dapur politik dengan cara yang cukup elegan. 

"Dengan dasar pondasi yang sudah diletakan Pak Kanang kedepan bisa diteruskan di masa kepemimpinan Mas Ony Anwar dengan Mas Dwi Rianto Jatmiko," pungkasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news