Salah satu penyebab banjir di selatan Jawa Timur adalah vegetasi tanaman di lereng pegunungan tidak mampu menahan air hujan. Pasalnya, tanaman tahunan berakar keras yang berfungsi untuk menahan resapan air mulai berkurang.
- Pemkot Surabaya Gerak Cepat Tangani Banjir Akibat Luapan Sungai Karangpilang
- 97 Hektar Sawah dan Ratusan Rumah di Gresik Terendam Banjir
- Dokter Benjamin Soroti Masalah Banjir di Sidoarjo: Perlu Langkah Konkret untuk Perbaikan Infrastruktur
Hal itu dikatakan oleh nggota DPRD Jawa Timur dari Dapil Malang Raya Agusdono Wibawanto beberapa waktu lalu.
"Sekarang ini rata-rata kan dipakai kegiatan pertanian. Kadang di wilayah resapan air ditanami pisang, akibatnya setiap tahun disana terjadi banjir," katanya.
Karena itu, dia mendesak agar Pemprov Jatim dan kabupaten/kota mulai merehabilitasi lahan tersebut. Tanaman tahunan yang berfungsi menjaga resapan air harus diperbanyak, ditanam di lereng pegunungan.
Ia mengatakan, penanaman tanaman semusim di lereng perbukitan dapat berakibat fatal pada kelestarian alam. Selain merusak unsur hara tanah, juga dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor.
Menurut dia, lereng gunung dan bukit pada dasarnya berfungsi sebagai daerah resapan air. Karena sifatnya, tanaman semusim tidak dapat menahan air dalam tanah. Dikhawatirkan saat tiba musim hujan, air akan langsung mengguyur dan menggerus tanah lereng.
"Harus ditanami tanaman tahunan yang tidak bisa ditebang, jadi pohon tahunan yang berfungsi untuk melakukan resapan air. Itu yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah, provinsi maupun pusat," tegas anggota DPRD Jatim dari Dapil Malang Raya itu.
Seperti diketahui, banjir melanda wilayah selatan Jatim beberapa waktu lalu. Diantaranya adalah Blitar, Malang, Trenggalek, Tulungagung dan Pacitan. Bencana itu menggenangi ribuan rumah, sehingga warga harus mengungsi.
Dia khawatir, kalau pemerintah lambat menangani rehabilitas lahan tersebut, dikhawatirkan banjir di wilayah selatan Jatim akan semakin parah.
Pasalnya, wilayah tersebut ada di lereng pegunungan dengan kemiringan yang tajam, sehingga air akan mudah mengalir dan menyebabkan banjir dan longsor.
"Kondisi tanah disana tingkat kemiringan tajam, kalau tidak ditanami pohon yang punya akar kuat maka resikonya banjir, dan itu menjadi cerminan kita setiap tahun. Maka pemerintah pusat harus membantu merehabilitasi lahan tersebut," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran
- Pemkot Surabaya Gerak Cepat Tangani Banjir Akibat Luapan Sungai Karangpilang
- Agusdono Apresiasi Terpilihnya AHY dan SBY Secara Aklamasi, Sebut Tanda Kematangan Politik Partai Demokrat