Level PPKM Diturunkan, Sekoah Murid Merdeka Sambut Sekolah Tatap Muka

Siswa SMM/ ist
Siswa SMM/ ist

Keputusan Pemerintah pusat menurunkan level PPKM di daerah Jawa dan Bali dan membolehkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) digelar dengan syarat tertentu, disambut baik Sekolah Murid Merdeka (SMM) karena semua gurunya sudah tervaksin.


SMM yang meluncurkan beberapa pusat aktivitas (Hub) di kota-kota besar sebagai bagian dari rencana SMM untuk membuka puluhan sentra di kota lainnya, sehingga para siswa bisa benar-benar merasakan pengalaman sistem belajar campuran atau blended learning. Dan dengan seluruh tenaga pengajarnya divaksin maka pihaknya siap menggelar PTM sesuai protokol kesehatan yang berlaku.

"Adapun saat ini SMM Hub telah hadir di delapan kota yakni Jakarta Selatan, Tangerang Selatan, Depok, Bekasi, Bogor, Semarang, Bandung, dan Surabaya. Sementara itu, di Jawa Tengah, tepatnya kota Kudus, SMM Hub juga telah hadir dan diresmikan pada Kamis kemarin (19/8)," kata Kepala Sekolah Murid Merdeka, Laksmi Mayesti dalam rilis yang diterima Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (25/8).

"Targetnya SMM Hub akan dibuka di 80 kota di Indonesia pada akhir tahun 2021 dengan menerapkan protokol kesehatan yang sesuai standar," tambahnya.

Laksmi menerangkan, SMM Hub hadir sebagai kelas luar jaringan (offline) untuk melengkapi pengalaman murid saat belajar dengan para guru dan teman-temannya.

"Yakni dengan memberikan ruang untuk belajar secara langsung bersama fasilitator pendamping dan teman sekolah," ucapnya. 

Laksmi melanjutkan, kelas offline di SMM Hub dilengkapi bahan ajar dan alat peraga atau praktikum yang lengkap, sehingga para siswa mendapatkan pengalaman belajar tatap muka yang lebih optimal.

Sebagai lembaga pendidikan inovatif yang berfokus pada metode belajar blended learning, kata Laksmi, Sekolah Murid Merdeka memiliki tujuan untuk memajukan pendidikan Indonesia melalui sistem belajar campuran.

"Anak mempunyai kesempatan untuk mengeksplorasi belajar daring secara luas sesuai minatnya, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kebutuhan dan keterampilan sosial lewat pertemuan luring dengan guru dan teman," ujar Laksmi.

Laksmi melanjutkan, SMM memilih untuk memadukan pembelajaran daring dan luring agar menjadi landasan sekolah di masa depan. Menurutnya perkembangan teknologi yang sangat pesat akan membuat anak semakin banyak berinteraksi dengan aktivitas online yang cukup beragam.

Namun di sisi lain, pertemuan tatap muka secara langsung dengan guru dan teman-temannya akan tetap menjadi kebutuhan pokok anak. "Untuk menyeimbangkan kebutuhan sosialnya dan kognitifnya," pungkas Laksmi.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news