Mendengar ada lima anak yang tertangkap saat mabuk lem (ngelem) Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini langsung mendatangi markas Satpol PP Surabaya.
- Cegah Radikalisme, Wali Kota Eri Cahyadi Bentuk Organisasi Lintas Agama
- Temukan Pengaspalan Jalan Jelek, Bupati Jember Minta Camat Dan Kades Turut Mengawasi Proyek Pemkab
- DPRD Banyuwangi Setujui Raperda Pertanggungjawaban APBD 2023
Saat ditanya Risma, lima anak berusia 15-16 tahun, tiga dari lima anak tersebut di antaranya masih berstatus pelajar SMP dan dua anak yang sudah putus sekolah tak mau menjawab, mereka hanya tertunduk malu.
"Kamu nyium gini (lem) itu buat apa, kamu ndak kasihan sama orang tuamu,†kata Risma kepada anak-anak tersebut.
Bahkan, pada kesempatan ini, Risma sempat mendatangkan pihak keluarga dan para guru. Hal itu dilakukan untuk mengetahui bagaimana riwayat permasalahan anak-anak tersebut. Di samping itu, bertujuan agar anak-anak tersebut jera.
"Kalau kalian ketangkap lagi, nanti akan ibu masukkan ke Liponsos (Keputih) biar merawat orang gila,†ujarnya.
Salah satu anak pun terlihat diajak Wali Kota Risma masuk ke dalam ruangan. Secara face to face, ia ingin memberikan arahan secara intensif agar anak tersebut tidak mengulangi perbuatannya. Bahkan, ia pun meminta agar anak tersebut bersujud minta maaf kepada neneknya.
"Ayo kamu minta maaf sama nenekmu, kasihan dia. Ayo sujud minta maaf, cium kakinya. Kalau kamu ndak mau, biar ibu yang cium kaki nenekmu,†tegasnya kepada salah satu anak tersebut.
Wali kota yang akrab disapa Risma ini mengatakan fenomena ini terjadi di antaranya adalah salah satu pengaruh dari faktor lingkungan, seperti eks lokalisasi. Bahkan dari hasil pemeriksaan psikolog, lima anak tersebut diketahui memang mempunyai masalah dengan keluarga.
"Jadi mereka dulunya punya masalah dengan keluarga,†imbuhnya.
Ia menuturkan biasanya permasalahan anak terjadi karena beberapa faktor. Diantaranya, seperti pengaruh lingkungan, faktor pergaulan dan adanya masalah dengan pihak keluarga. Menurutnya, untuk menyelesaikan masalah anak, juga harus diimbangi dengan menyelesaikan masalah keluarga.
"Jadi kita nanti akan selesaikan masalah-masalah dengan para orang tuanya. Tadi saya juga sudah nitip ke (pihak) sekolah, agar dia bisa diterima kembali,†terangnya.
Dua anak yang sudah putus sekolah itu selanjutnya akan diambil alih oleh Pemkot Surabaya untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. Agar ke depannya, anak-anak ini tidak kembali mengulangi perbuatannya dan mau untuk kembali bersekolah.
"Nanti mungkin saya tawarkan dia tinggal di kampung anak negeri. Supaya anak-anak ini mungkin punya talenta apa bisa kita kembangkan dan masih bisa sekolah,†jelasnya.
Permasalahan anak-anak, terjadi karena adanya pengaruh dari luar. Biasanya terjadi pada anak-anak putus sekolah. Sehingga anak-anak tersebut tidak mempunyai kesibukan dan kemudian terpengaruh dengan hal-hal negatif.
"Anak-anak ini tidak punya kesibukan. Dan ini kemudian mempengaruhi anak-anak lain. Ini yang paling saya takutkan (dampak) anak putus sekolah itu,†pungkasnya.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bersama Ribuan Warga Petik Laut di Kraksaan Probolinggo, Gubernur Khofifah: Wujud Pelestarian Budaya untuk Tumbuhkan Kecintaan pada Laut
- Himpun Zakat hingga Rp14 Miliar, Pemkot Surabaya dan Baznas Fokus Pengembangan SDM
- Pemkab-KPU Madiun Tandatangani NPHD, Anggaran Pilkada 2024 Disetujui Rp 44 Miliar