Sebanyak 43 atlet paralayang dari 109 peserta yang mengikuti evet Festival Paralayang Liga I Seri I di Ngawi, tidak direkomendasikan terbang. Menyusul lokasi landing atau titik pendaratan tidak memenuhi standart atau kurang memadai.
- Buntut Cium Bibir Pemain Timnas, Luis Rubiales Didesak Mundur
- AHY Begitu Bangga, Anak Didik SBY Antarkan Timnas Voli Raih Hattrick di Sea Games
- Bangka Belitung FA dan ASIOP Ramaikan Laga Anniversary PJ
Syalikhul Imam, penanggungjawab event paralayang dari Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) mengatakan, sekitar lokasi titik pendaratan belum steril sepenuhnya. Terutama banyaknya pohon tinggi maupun antena yang cukup membahayakan para atlet paralayang.
"Kurang memadai lokasi pendaratanya padahal sebelum event digelar saya sudah mengintruksikan beberapa pohon yang tinggi harus ditebang. Sayangnya tidak direspon sampai event digelar," terang Syalikhul Imam, Sabtu, (15/02).
Seperti diketahui festival paralayang yang pertama kalinya digelar di Ngawi tersebut antara 14-16 Februari 2020 dilaksanakan dilokasi kebun teh Jamus, Desa Wonosari, Kecamatan Sine. Festival itu sendiri dimotori langsung Disparpora Kabupaten Ngawi.
Sementara itu Eddy Warisal atlet paralayang dari Jayapura Papua menerangkan lokasi take off di kebun teh Jamus cukup bagus daripada tempat lainya. Selain didukung panorama alam cuacanya pun sering berubah. Hal itulah yang membuat dirinya merasa ada tantangan tersendiri.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bungkam Borneo 2-1, Arema FC Berusaha Lolos Dari Zona Degradasi Liga 1
- Pemkot Surabaya Kucurkan Bonus Rp 1,2 Miliar untuk Atlet dan Pelatih yang Sumbang Medali di Sea Games
- Jatim Masih Memimpin Klasemen PON 2024 Aceh-Sumut