Muhammad Maahir Abdulloh menyeka keringat usai mencagakkan sepeda. Dia membuka pelindung wajah dan mencari tempat berteduh. Tempat di bawah gapura di sisi timur halaman Masjid Baiturrahman, Banda Aceh, sejenak Maahir meluruskan kaki.
- Polres Bondowoso Salurkan Zakat Fitrah kepada 761 Warga Kurang Mampu
- Gelar Operasi Pasar Murah di Madiun, Gubernur Khofifah : Ringankan Beban Masyarakat dan Stabilkan Harga Bahan Pokok
- Bupati Yuhronur Jadikan Desa Latukan sebagai Role Model Agrowisata Lamongan
Baca Juga
“Banda Aceh panas sekali,” kata Maahir dilansir dari Kantor Berita RMOLAceh, Ahad lalu.
“Tapi saya suka Aceh.”
Maahir adalah pemuda berusia 23 tahun. Dia mengayuh sepeda melintasi seluruh provinsi di timur Indonesia. Maahir memulai perjalanan di Jakarta, dua tahun lalu. Dari Jakarta, dia berjalan menuju timur. Menyeberangi Selat Bali, Selat Lombok, dan menyeberang ke Papua.
Dari Papua, dia menyeberang ke Maluku dan Sulawesi sampai ke Kalimantan. Di Sumatera, dia memulai perjalanan di pantai Timur. Perjalanan ini dinamainya Ekspedisi Penjelajahan Nusantara.
“Aceh merupakan provinsi 30 yang saya kunjungi. Di sini sangat luar biasa. Tidak ada orang jail. Masyarakatnya sangat ramah,” kata Maahir.
Maahir sudah menempuh lebih dari 18 ribu kilometer di atas sepeda. Awalnya, ekspedisi ini berakhir di Jakarta Agustus ini. Namun perkiraan itu meleset. Dia memperkirakan bakal tiba di Jakarta 18 November 2020.
Tak hanya melintasi aspal. Maahir juga mendaki tujuh puncak gunung tertinggi di Indonesia. Saat ini, hanya tersisa puncak Gunung Kerinci yang belum dicapainya dan empat provinsi, yakni Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung dan Banten.
Tak sekadar menjelajah, Maahir juga memiliki misi literasi. Di sepanjang perjalanan, Maahir membangun taman baca di daerah Indonesia. Targetnya 10 taman baca, namun hanya empat yang terealisasi.
“Karena ada beberapa kendala sehingga tidak mencapai target,” kata Maahir.
Sebagai pemuda yang aktif dalam Palang Merah Indonesia, Maahri juga menjadi anggota SAKA Bhayangkara Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Jakara Timur. Dia selalu menyempatkan diri untuk menginap di markas besar PMI dan pramuka, di kota-kota yang dilintasinya.
Maahir mengaku tak memiliki kendala berarti dalam perjalanan. Rencananya, usai ekspedisi ini selesai, Maahir akan menulis buku. Buku tentang perjalanannya mengelilingi nusantara.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Juru Sembelih Halal Indonesia Gelar Sertifikasi BNSPi, Siapkan 1000 Juleha dan Kampanye Daging Halal Untuk Dunia
- Tekan Kasus Kekerasan Seksual di Jatim, Gubernur Khofifah Sediakan Hotline 129
- Vaksin Malaria Ditemukan
Baca Juga