Sejak sepekan, warga melaporkan mengenai kelangkaan masker dan hand sanitizer di Surabaya. Atas laporan warga ini, Sekretaris Komisi D DPRD kota Surabaya, dr Akmarawita Kadir melakukan sidak di beberapa apotek untuk memastikan kebenaran laporan warga tersebut.
- Di Hari Mangrove Sedunia, Gubernur Khofifah: Ayo Masifkan Tanam dan Lestarikan Mangrove Untuk Sedekah Oksigen
- 5 Tahun Dipimpin Ony-Antok, Begini Kondisi Ekonomi Ngawi
- Pimpin Upacara Hari Pahlawan, Wali Kota Eri bersama Forkopimda Surabaya Gunakan Pakaian Pejuang
“Atas laoran kelangkaan itu, saya kemarin mencoba kebeberapa apotek untuk memastikan dan melihat langsung. Beberapa apotek yang saya datangi diantaranya di daerah Mulyosari, apotek daerah Ngesong, apotek daerah Ngagel. Keterangan dari pihak apotek semua menyatakan masker dan hand sanitizer habis,” ungkap dr Akma dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (7/3).
Kelangkaan masker dan hand sanitizer, kata adik kandung Adies Kadir, juga terjadi di beberapa apotek Kimia Farma.
Bahkan dalam sidaknya itu ia mendapatkan masker jenis N 95 dan Hand Sanitizer di apotek Kimia Farma di Jalan Raya Darmo, Surabaya. Itu pun maskernya berbeda dengan yang biasa di pakai oleh warga.
“Pihak Apotek rata-rata menyatakan bahwa memang kosong dari distributor dan kadang hanya di kirim 1 kotak langsung habis dibeli warga,” katanya.
Politisi partai Golkar ini menambahkan, dampak dari kelangkaan ini, Apotek Kimia Farma Jalan Raya Darmo sudah membatasi pembelian masker bedah hanya boleh 2 buah per orang, dan 1 buah hand sanitazer per orang.
Hal serupa juga terjadi di hampir seluruh mini market di Surabaya, yang biasanya juga menjual masker bedah dan hand sanitazer.
“Dampak kejadian virus Covid-19 ini harus ditangani dengan serius, apalagi WHO telah menetapkan covid 19 menjadi darurat kesehatan global,” tegas Akma.
Pihaknya meminta agar pemerintah kota (Pemkot) Surabaya lebih serius menhadapi kelangkaan dan secepatnya mengantisipasi hal ini sehingga tidak menimbukan keresahan pada warganya.
Untuk itu, Akma menghimbau, agar warga jangan panik, tetapi harus tetap waspada, jangan terpancing isu-isu yang bersifat hoax yang membuat panik, pilahlah informasi secara tepat dan benar.
“Kejadian ini harusnya sudah di antisipasi oleh pemerintah kota, kelangkaan ini harus di telusuri, langkanya dimana, apakah di timbun atau dipermainkan oleh beberapa orang untuk meraup keuuntungan,” jelasnya.
Apalagi masker sebenarnya tidak hanya diperuntukkan oleh warga yang sakit, tetapi juga untuk tenaga medis ataupun warga yang berkendara motor.
“Kejadian ini harus diatasi dengan serius dan tidak boleh berkepanjangan, sehingga menyusahkan warga. Untuk tenaga medis kami melalui Komisi D, sejak bulan Januari sudah berulang kali mengingatkan Dinas Kesehatan untuk antisipasi kelangkaan masker, karena bagi tenaga medis hal ini sagat penting, karena mereka setiap saat kontak langsung dengan orang yang sakit,” bebernya.
Pemerintah kota melalui Dinas terkait sebaiknya melakukan antisipasi dengan gencar mengenai penggunaan masker dan hand saintizer, baik melalui media sosial maupun media lainnya.
"Pemkot harus secepatnya berkoordinasi dengan aparat penegak hukum mengenai kelangkaan masker dan hand sanitizer di Surabaya agar cepat teratasi, sehingga tidak meresahkan warga Surabaya," harapnya.
Output yang diharapkan adalah tidak terjadi kelangkaan seperti sekarang ini. Warga dengan tenang dan tidak sulit mencari untuk membeli masker dan hand sanitizer guna keperluannya.
“Komisi D akan akan memanggil kembali Dinas terkait apabila hal ini masih terus berkepanjangan dan tidak diatasi dengan baik, bagaimana pengawasannya kok jadi seperti ini,” tukasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Mahasiswa Mojokerto Aksi Tolak UU Ciptaker di Depan Pendopo
- Gubernur Khofifah Tinjau Longsor Nganjuk
- 50 Persen, Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau Terserap Ke Sektor Pertanian