Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno akan melakukan tiga pilar strategi pada Candi Borobudur yang masuk dalam pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), yakni inovasi, adaptasi dan kolaborasi.
- Candi Borobudur Dikunjungi 1,4 Juta Wisatawan Sepanjang 2023
- Candi Jiwa Lebih Tua dari Borobudur, Bisa Jadi Wisata Unggulan
- Wacana Kenaikan Tarif Candi Borobudur Rp 750 Ribu Bukan Solusi Tepat
Dikatakan Sandi, inovasi yaitu dengan memanfaatkan teknologi perlu dilakukan untuk dapat memetakan potensi bisnis sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Dengan inovasi, pelaku usaha bukan cuma bisa bertahan tapi juga bisa menangkap peluang bisnis.
Sementara adaptasi, yakni dalam situasi pandemi saat ini harus dapat mendahulukan kesehatan dan keselamatan di setiap destinasi pariwisata dan kegiatan pariwisata termasuk di setiap lini ekonomi kreatif dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
“Berikutnya kolaborasi, yakni bekerja sama dengan berbagai pihak pemangku kepentingan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” ucap Sandi lewat keterangan persnya seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (13/3).
Sandiaga menyebutkan, beberapa program yang akan dijalankan adalah pengembangan amenitas dan aksesibilitas di Kawasan Otoritatif Badan Otorita Borobudur.
Termasuk pengembangan kompetensi SDM dan Industri Pariwisata, promosi dan publikasi produk wisata dan kegiatan (event), juga revitalisasi destinasi wisata.
“Juga program stimulus bagi pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif untuk dapat bangkit dari pandemi Covid-19,” imbuhnya.
Program stimulus yang akan dijalankan, kata dia, bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait adalah dana hibah pariwisata yang tahun ini akan ditingkatkan dan sasaran penerima yang diperluas.
“Juga stimulus dengan skema pinjaman lunak jangka panjang dengan bunga dibawah KUR (Kredit Usaha Rakyat),” katanya.
Selanjutnya adalah pengembangan desa wisata, yang merupakan bagian dari pada pilar terpenting dari pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif ke depan.
Sesuai RPJMN 2020-2024, Kemenparekraf menargetkan sebanyak 244 desa wisata tersertifikasi menjadi desa wisata mandiri hingga 2024.
Dari 244 desa wisata, sebanyak 150 desa wisata berada di 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), termasuk DPSP Borobudur dan akan diperluas.
“Program ini harus mencakup desa wisata di setiap DPSP. Kita harapkan desa wisata ini akan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dan membuka lapangan kerja. Dan tentunya, pengembangan desa wisata menekankan aspek berkelanjutan,” urainya.
Kemudian, pemerintah juga menyiapkan program sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability) gratis bagi pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di DPSP Borobudur. Sertifikasi ini merupakan panduan protokol kesehatan sebagai bagian dari upaya pencegahan dan pengendalian penularan Virus Corona.
Selanjutnya, Kemenparekraf akan memfasilitasi digitalisasi para pelaku ekonomi kreatif.
“Program digitalisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi, tidak hanya scale up (meningkatkan) SDM saja, tapi juga mendorong SDM parekraf bisa menghasilkan produk yang berkualitas,” tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Candi Borobudur Dikunjungi 1,4 Juta Wisatawan Sepanjang 2023
- Candi Jiwa Lebih Tua dari Borobudur, Bisa Jadi Wisata Unggulan
- Wacana Kenaikan Tarif Candi Borobudur Rp 750 Ribu Bukan Solusi Tepat