Berbagai elemen masyarakat Surabaya turun ke jalan untuk menghelat Aksi Jeda Untuk Iklim di dalam bus.
- 5 Restoran Tak Setorkan Pajak Sesuai Omzet, DPRD Kota Malang: Itu Penggelapan, Bapenda Harus Tegas
- Pantau Tujuh Pasar Induk Jelang Nataru, Anas Karno: Stok Minyak Goreng Mayoritas Kosong
- Jelang Masa Tenang, KPU Jember Kerahkan 30 Armada Kirim Puluhan Ribu Paket Logistik Pemilu
"Krisis iklim merupakan isu global melampaui identitas, kepentingan pribadi, dan batas-batas administratif wilayah negara. Ini berkaitan dengan kondisi satu-satunya bumi yang kita huni bersama, sebab itu butuh penanganan sinergis secara globalâ€, ujarnya.
Senada dengan Alvin, Ketua PMII Komisariat Sepuluh Nopember Surabaya, menjelaskan bahwa 11 tahun lagi, bumi akan mencapai climate tipping point (titik dimana segala sesuatu sudah tidak bisa diperbaiki lagi).
Bila kenaikan suhu 1,5 derajatcelcius tidak bisa ditahan lajunya dalam 11 tahun ini, maka ke depan tidak akan bisa dikendalikan lagi.
"Dampak pahit ini akan dirasakan terutama oleh generasi saya dan generasi setelah kita nantinyaâ€, kata Alvin.
Marhamah, Koordinator Aksi Jeda Untuk Iklim Surabaya mengatakan, bahwamelalui aksi ini masyarakat segera sadar akan kondisi 'Darurat Iklim’. Dari kesadaran ini akan memupuk dan makin bersemangat lagi untuk peduli dengan lingkungan.
"Keadaan ini harus menjadi pembicaraan semua orang karena penyelesaiannya hanya bisa terjadi ketika semua orang bertindak. 11 tahun untuk kita membenahi banyak hal." singkatnya.[bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jangan Lewatkan! Pemkot Surabaya Buka Kelas Inspirasi Cegah Kekerasan dan Perkawinan Anak di Balai Budaya
- Diduga Bekingan Aparat, Tindakan Premanisme Debcolektor di Kota Probolinggo Meresahkan Masyarakat
- Taat Perintah Wali Kota Eri Cahyadi, Sejumlah ASN Mulai Tinggalkan Rusun