RMOLBanten. Masyarakat maupun elit politik harus menahan diri dalam
membuat pernyataan selama investigasi atas kasus Bom Surabaya belum tuntas. Semua pihak harus memberi kesempatan kepada Polri untuk
mengungkap pelaku pemboman tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/5)
pagi tadi.
- Komnas HAM dan Bareskrim Beda Soal Pelecehan Brigadir J, Komisi III: Jangan Ada yang Ditutup-tutupi
- 10 Tahun jadi Buronan, Begal Asal Pesapen Surabaya Akhirnya Tertangkap
- Sidang Lanjutan Kasus Pembunuhan Brigadir J, JPU Tanggapi Eksepsi Arif Rachman
Lebih lanjut, Yusril mengimbau setiap elemen masyarakat, khususnya pendukung PBB, untuk mengedepankan dialog dan musyawarah dalam menyelesaikan setiap masalah. Bukan dengan melakukan kekerasan, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa.
"Seluruh pendukung PBB dan umat beragama di tanah air harus menjauhi kekerasan dan mengedepankan cara-cara damai dalam menyelesaikan masalah," jelasnya.
Imbauan juga diserukan Yusril kepada umat Islam Indonesia. Dia mengajak untuk bersikap sabar dan menghargai pemeluk-pemeluk agama yang berbeda. Apalagi, Islam sendiri telah mempunyai ajaran yang sangat jelas untuk menghormati dan menghargai kebebasan memeluk agama dan menjalankannya.
"Ajaran Islam itu sejalan dengan nilai-nilai dasar negara Pancasila yang menghomati kemajemukan agama," tegasnya.
Kepada korban pengeboman, Yusril menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam. Dia dan PBB juga mengutuk keras setiap tindak kekerasan yang terjadi terhadap sesama manusia.
"Lebih-lebih jika hal itu dilakukan pada rumah ibadah dan kepada pemeluk agama yang sedang menjalankan ibadah agamanya," tukas Yusril. [dzk]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kapolri Buka Suara Terkait AKP Andri Gustami Masuk ke Jaringan Narkotika Fredy Pratama
- Polisi Bongkar 27 Artis dan Influencer yang Terlibat Promosi Judi Online
- Kejari Tanjung Perak Rilis Capaian Kinerja Sepanjang 2022