Gara-gara polemik peluncuran mobil Esemka, elektabilitas Joko Widodo-Ma'ruf Amin terancam tergerus. Maka, jalan satu-satunya cawapres nomor urut 01 harus meminta maaf pada rakyat.
- Tinjau Desa Nelayan Lembongan Bali, Menko Airlangga Dukung Pengembangan Budidaya Rumput Laut
- Pegawai Pajak Kembali Ditahan KPK, Masyarakat Diminta Tidak Putus Asa Bayar Pajak
- Penunjukkan 270 Pj Kepala Daerah Bisa Memicu Masalah Baru Saat Pemilu 2024
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, menurut Pangi, sudah resmi menyatakan permohonan maaf atas informasi hoax yang diterima dari Ratna Sarumpaet terkait kasus pengeroyokan.
Sehingga tidak ada salahnya jika Ma'ruf juga meminta maaf terkait hal itu. Pasalnya, kiai sepuh dari NU itu hanya merupakan korban dari informasi hoax.
Nah, jika tidak segera meminta maaf, tingkat elektabilitas Jokowi-Ma'ruf bisa tergerus. Hal itu sejalan dengan tingkat kepercayaan masyarakat yang bisa saja kian menurun.
"Bisa mengganggu elektabilitas. Tinggal minta maaf secara terbuka. Kalau tidak maka akan jadi bulanan, meme dan viral bahwa Pak Kiai juga ikut menyebarkan hoax," pungkas Pangi.
Ma'ruf Amin membantah menyebarkan hoax terakit peluncuran mobil Esemka pada Oktober 2018. Dia mengaku hanya mendengar dari pihak lain terkait peluncuran tersebut.
Pendamping petahana Joko Widodo itu mengatakan, produksi mobil Esemka tidak ada hubungannya dengan pemerintah. Pabrik itu dikerjakan oleh perusahaan swasta, PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK).[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Musda Demokrat Jatim, Dua Nama Masuk Tahapan Fit And Proper Test Di Jakarta
- Bikin Gaduh Negara Saat Pandemi, Erick Thohir Harus Dicopot
- Angka Penipuan Online Tinggi, Masyarakat Diminta Cerdas Lakukan Transaksi