Memupuk Toleransi Melalui Media Massa, Redaktur RMOLJatim: Pers Jadi Alat Brain Washing 

Redaktur Kantor Berita RMOLJatim, I Komang Aries Darmawan (kiri) bersama ketua Pusham Surabaya, Johan Avie/Ist
Redaktur Kantor Berita RMOLJatim, I Komang Aries Darmawan (kiri) bersama ketua Pusham Surabaya, Johan Avie/Ist

Sejauh perjalanan sejarah bangsa Indonesia, keberadaan sekolah menjadi salah satu bidang yang penting dalam menyumbang wajah generasi bangsa yang beragam suku, agama, ras, dan aliran kepercayaan (SARA) untuk saling menghargai dan menghormati satu sama lain. 


Hal itu diungkapkan oleh I Komang Aries Darmawan mengawali ulasannya saat memberikan materi di acara Media Breafing untuk kegiatan Diskusi Ahli Preventing Violence Extremism, Selasa (25/1).

Dalam acara yang diselenggarakan Pusat Studi Hak Asasi Manusia (Pusham) Surabaya ini, Komang yang didampingi ketua Pusham Surabaya, Johan Avie mengutarakan, masyarakat Indonesia, khususnya yang masih berusia dini harus dapat membentuk karakter dan kepribadian yang mencerminkan nilai-nilai keberagaman.

“Nilai-nilai toleransi harus dipupuk sejak dini, yang tidak saling berpunggungan dengan spirit UUD 1945 dan Pancasila,” kata redaktur Kantor Berita RMOLJatim ini.

Komang menambahkan, lingkungan sekolah sejauh ini memegang peranan penting dalam koridornya untuk tetap melestarikan dan menjaga khittahnya sebagai sebuah lumbung persemaian toleransi dan wadah untuk merawat keberagaman.

“Sejauh pengalaman yang ada di sekitar saya, sekolah menjadi salah satu infrastruktur membangun karakter anak-anak bangsa Indonesia,” katanya.

Menyinggung soal peranan pers untuk mencegah ektrimisme di kalangan sekolah, Komang menyebut bahwasanya pers memiliki peranan sendiri yang cukup signifikan.

“Karena selama ini pers menjadi salah satu alat untuk brain washing (cuci otak), membentuk paradigma masyarakat menjadi hal-hal yang positif,” paparnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news