Kinerja Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya yang disinyalir sarat dengan intrik kembali disorot. Kalau disorot anggota Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Surabaya, Riswanto, kali ini Vinsensius Awey, politisi dari partai Nasional Demokrat (Nasdem) juga mengkritisi hal yang sama.
- Super Road Bike Semarakkan Porprov Jatim VII, Gubernur Khofifah Dorong Pembibitan Atlet dan Dongkrak Ekonomi Daerah
- Kenang Syekh Ali Jaber, Khofifah: Ulama Yang Sangat Peduli Penyandang Disabilitas
- IMB Dicabut, Mall Golden City Juga Terima Surat Peringatan
"Setiap tahun seperti itu, menjelang semester empat banyak pembangunan saluran air,†terangnya pada Kantor Berita , Senin (5/11).
Awey mengaku, proyek yang dikerjakan di akhir tahun kebanyakan berkaitan dengan saluran tersier yang ada di kawasan pemukiman.
Pasalnya, tak memungkinkan waktunya jika mengerjakan saluran primer maupun sekunder.
"Kalau (Saluran Primer-sekunder) masuk pelelangan agak berat, banyak kontraktor yang gak berani,†katanya.
Menurutnya, pengerjaan saluran primer-sekunder biasanya dilakukan pada semester satu hingga dua di bulan April-Mei.
Kenapa banyak pengerjaan saluran tersier di akhir tahun? Awey mengungkapkan, bahwa di akhir tahun, pengerjaan saluran tersier bisa dilakukan dengan cara penunjukkan langsung (PL) karena nilainya tak lebih dari Rp 200 juta.
Namun persoalannya, banyak pekerjaan yang dikerjakan dengan cara seperti itu yang justru menimbulkan masalah baru.
"Banyak saluran tersier yang tak terkoneksi dengan saluran lainnya. Dengan nilai Rp. 200 juta pengerjaannya mungkin hanya beberapa meter saja,†paparnya.
Namun keuntungannya, jika pengerjaan proyek dengan cara penunjukkan langsung tak tuntas bisa diteruskan di tahun berikutnya.
Politisi Partai Nasdem ini mengatakan, dana APBD yang dikelola Dinas PU Bina Marga dan Pematusan lebih dari Rp 1 triliun, dari jumlah itu sekitar Rp 400 juta diperuntukkan penanggulangan banjir.
"Setiap tahun kisarannya sebesar itu, kalau melebihi kemungkinan khawatir tak terserap,†serunya.
Untuk mengantisipasi banjir, Awey meminta Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Surabaya memprioritaskan penanganan banjir pada daerah yang rawan. Bila perlu, alokasi dana banjir difokukan pada pembebasan banjir di daerah tersebut. Jadi, pemanfaatannya tak perlu disamaratakan.
"Mungkin ada daerah tertentu terjadi genangan, tapi kalau tak berpotensi banjir. Jadi penanganan difokuskan ke daerah yang banjir,†jelasnya
Upaya lain yang harus dilakukan dinas tersebut adalah dengan memperhatikan kondisi pompa tetutama melakukan revitalisasi atau pemeliharaan pompa sebelum musim hujan
"Khawatirnya setelah memasuki musim hujan, banyak pompa yang rusak,†tegas Awey.
Kemudian, melakukan normalisasi saluran. Sedimentasi di saluran air seringkali menjadi penyebab terjadinya banjir.
Untuk itu, Anggota Komisi C ini mengharapkan, Dinas yang bersangkutan intens melakukan pengerukan saluran. Antisipasi banjir lainnya menurut Awey yakni dengan memperbanyak bozem.
"Keberadaan bozem mini di daerah rawan banjir diperlukan guna menahan gratifitasi air,†pungkasnya.[arif/aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Safari Ramadan Pendidikan di SMKN 5 Surabaya, Gubernur Khofifah Ajak Guru Terapkan Empat Konsep Pendidikan
- BKD Kabupaten Probolinggo Bantah Adanya Informasi Penangguhan Tiga Calon Sekda yang Lolos
- Visa Umrah Hanya Berlaku Tiga Bulan, Batas Akhir 23 Mei 2024