Ada beragam cara yang dilakukan sejumlah anak muda di Kediri untuk mengisi kegiatan ngabuburit pada bulan suci Ramadhan tahun ini. Salah satunya melakukan grafiti atau melukis di tembok.
Yogi (28) warga Kelurahan Mrican Kecamatan Mojoroto Kota Kediri mengataan, konsep yang dilukis dalam tembok berukuran 3 X 6 meter ini sedikit menyinggung prihal pemilu 2019 mengenai maraknya berita atau informasi hoax.
- Di Padang Badar, Faisol Riza Ajak Rakyat Berpedoman Pada Islam Rahmatan Lil Alamin
- Pemkot Kediri Buka Pendaftaran Program Bantuan Dana Untuk Wirausaha
- Cegah Ketergantungan Gadget, Anak-anak Surabaya Sudah Difasilitasi 530 Taman Bacaan
Proses grafiti yang ia lakukan membutuhkan waktu dua hari, tergantung tingkat kesulitan objek yang digambar. Ia bersama temannya saling bersinergi dan menguasai materi konsep yang digambar sehingga tidak terlalu mengalami kesulitan ketika menyatukan visi masing masing.
Yogi memaparkan bahan cat pylox yang dibutuhkan untuk menggambar ukuran 3 X 6, menghabiskan kurang lebih dua dos cat pylox. Jika dinominalkan bisa menghabiskan Rp 500 ribu.
"Kita beli cat pyloxnya pantungan, terkadang ada sisa cat pekerjaan di kafe masih bisa kita pakai lagi," lanjut pemuda lulusan sekolah menengah kejuruan ini.
Mereka menganggap grafiti bukan hanya sekedar hobi, melainkan juga aktualisasi diri dimana mereka bisa mengekspresikan bakat yang mereka miliki.
Pada umumnya mereka memilih sasaran yang menjadi tempat untuk mengaktualisasikan diri pada sebuah tembok bangunan di pusat keramaian.
"Bangunan tembok yang ada di pusat keramaian, ini dimaksudkan untuk fungsi keindahan. Agar orang berkendara di jalan punya pandangan lain di jalan," paparnya.
Di Kota Kediri, komunitas pecinta Grafiti hanya berjumlah empat. Dengan masing masing komunitas berjumlah 20 orang.
Yogi sendiri bukan termasuk dalam anggota komunitas, melainkan hanya sebatas fasilitator mengakomidir keinginan para pecinta seni grafiti di Kota Kediri.
"Jika ada event life grafiti kalau saya berhalangan tidak bias, saya serahkan ke teman. Kita sering ikut event di luar kota di Blitar, Pare, Jogja, Jember dan Bali," timpalnya.
Yogi berusaha meyakinkan jika kesenian grafiti sebenarnya sangat berpotensi untuk membuka peluang kerja. Dengan bakat yang dimiliki mereka tinggal mengembangkan ide dan kreativitas.
"Sebenarnya membawakan peluang, karena dari grafiti anak itu bisa mengembangkan idenya. Bisa lari ke misalnya sepatu lukis, jaket lukis atau pun jasa jasa seperti desain," pungkasnya.[ndik/aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Longsor Nganjuk, BPBD Jatim Temukan Enam Korban Tewas Tertimbun
- Ketua Dekranasda Surabaya Bahas Pengembangan Kawasan Dolly Bersama Perwakilan Kedubes Inggris
- Warga Jember Menderita Penyakit Aneh, Diduga Akibat Kelaparan