Tidak adanya nama pahlawan Islam sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang disusun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dianggap dengan mengkhianati permintaan Presiden pertama Indonesia, Soekarno.
- Usai Dikasih Izin Tambang, Dikhawatirkan NU dan Muhammadiyah Tidak Kritis Lagi
- Silaturahmi ke Ketum PBNU, Khofifah : PP Muslimat NU Undang KH. Yahya Beri Pengarahan di Kongres XVIII Muslimat NU
- Cagub Luluk: Muhammadiyah Dan NU Penjaga Demokrasi Dan Ekonomi Jawa Timur
"Kalau nama Hasyim Asyari hilang, artinya negeri ini mengkhianati permintaan Bung Karno, jangan sekali-kali melupakan sejarah, Jas Merah," kata ahli filsafat Rocky Gerung di channel YouTubenya, Selasa (20/4).
"Ini soal serius karena sekali jejak sejarah berhenti, maka akan diisi dengan segala macam upaya untuk menghilangkan jejak republik," kritiknya atas kamus yang kini telah ditarik Kemendikbud.
Soal sosok KH Hasyim Asyari, kata Rocky, adalah bagian penting dari sejarah bangsa Indonesia yang tidak boleh dihilangkan begitu saja.
"Itu fatal, semua orang yang belajar sejarah tahu KH Hasyim Asyari, bahkan nama Hasyim terkait dengan Wahid Hasyim, lalu terkait dengan nama Abdurrahman Wahid. Ini satu geneologi, garis generasi yang menuntun Indonesia dalam satu kemerdekaan," tandasnya seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemkab Kediri Tindaklanjuti SE Kemendikbud saat Bulan Ramadan
- Usai Dikasih Izin Tambang, Dikhawatirkan NU dan Muhammadiyah Tidak Kritis Lagi
- Silaturahmi ke Ketum PBNU, Khofifah : PP Muslimat NU Undang KH. Yahya Beri Pengarahan di Kongres XVIII Muslimat NU