Menjawab Problem Nyata, Siswa Kelas 9 Hadirkan Altar Warna sebagai Solusi Minat Baca di STEAM Expo 2025:
- Tips Pilih Prodi hingga Kiat Sukses UTBK SBMPTN di UNESA
- 6 Profesor Masuk Bursa Bakal Calon Rektor UIN KHAS Jember Periode 2023-2027
- Terima Mahasiswa KKN dari 9 PTKIN Se-Indonesia, Ini Harapan Pemkab Bondowoso
Rendahnya minat baca menjadi ancaman untuk menuju Indoensia Emas. Seperti diketahui, minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan negara-negara di Asia Tenggara.
Untuk itu, siswa kelas memberikan solusi untuk menumbuhkan minat baca dengan temuan yang diberi judul Paperhue
"Jadi ini untuk mengetahui warna apa bagi anak remaja, yang bisa tetap konsisten untuk membaca," kata Rafael, siswa Sampoerna Academy saat menjelaskan temuannya di acara STEAM Expo, Jumat, 21 Februari 2025.
Dari 250 siswa kelas 8 dan 9, kata Rafael, mendapatkan lembar kertas dengan berbeda warna, namun berisi tulisan yang sama, yang mencapai 88 kalimat.
Ada warna, hijau muda, merah muda, biru, kuning dan putih.
"Hasilnya, kalau latar belakang warna hijau, ternyata lebih banyak yang mampu menyelesaikan kalimat hingga nomor 88. Kalau warna lain, mereka sudah bosan di angka nomor 50 atau 60," kata Rafael.
Sementara menurut Dandi, warna yang tidak disukai adalah warna merah muda. Pada tulisan yang tertera pada kerta warna merah muda, mereka cenderung bosan.
"Ke depan kita akan mencoba warna buram, atau warna untuk usia senja. Karena yang kita pakai saat ini adalah warna dengan responden anak kelas 8 dan 9," tutup Dandi.
Ya, penemuan yang dihasilkan oleh Rafael dan Dandi ini merupakan satu, dari banyak temuan oleh anak anak Academi Sampoerna.
Diketahui, Sampoerna Academy sebagai penyedia pendidikan kelas dunia dan pionir STEAM kembali menggelar STEAM Expo 2025 yang berfokus pada green technology and sustainability (teknologi hijau dan berkelanjutan), di mana untuk pertama kalinya berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Acara ini diselenggarakan secara serentak di seluruh kampus Sampoerna Academy pada 21-22 Februari 2025 yang bertujuan untuk mengundang para inovator muda agar dapat menunjukkan hasil pembelajaran STEAM yang telah didapatkannya di sekolah.
Anushia Senthevadivel selaku Principal Sampoerna Academy Surabaya Grand Pakuwon Campus mengatakan, setiap tahunnya, siswa Sampoerna Academy baik individu maupun kelompok ditantang untuk berinovasi sambil menunjukkan hasil dari pembelajaran STEAM yang didapatkan di sekolah melalui karya inovatif yang berfokus pada teknologi hijau dan berkelanjutan.
"Kemudian, proyek mereka akan dikurasi oleh para juri dan dipamerkan secara publik kepada orang tua juga seluruh siswa selama STEAM Expo yang diselenggarakan secara serentak di seluruh kampus Sampoerna Academy," ujarnya.
STEAM Expo 2025 mengangkat tema “Rethink, Recycle, Innovate”, di mana Sampoerna Academy ingin memotivasi para siswa untuk menunjukkan hasil dari pembelajaran STEAM melalui karya inovatif yang berfokus pada teknologi hijau dan berkelanjutan.
Matshidiso Makena selaku STEAM Coordinator Sampoerna Academy menjelaskan alasannya berfokus pada teknologi hijau dan berkelanjutan yang mana menjadi solusi dari tantangan masa depan.
“Kami mengangkat teknologi hijau dan keberlanjutan sebagai fokus utama STEAM Expo tahun ini agar generasi muda siap menghadapi tantangan global, mendorong inovasi ramah lingkungan, dan membangkitkan kesadaran dalam menjaga kelestarian bumi demi masa depan yang lebih baik," jelasnya.
Pada kesempatan kali ini pula Sampoerna Academy berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk berdiskusi lebih dalam lagi mengenai teknologi hijau dan berkelanjutan serta memberikan wawasan yang berharga, evaluasi yang kredibel, serta inspirasi bagi para peserta. Adanya kolaborasi ini disambut hangat oleh Fariz Maulana Noor selaku Junior Researcher of Hydrodynamic Technology Research Centre BRIN Surabaya.
“Dalam upaya mendukung pembangunan berkelanjutan, BRIN terus berinovasi melalui riset energi terbarukan dan teknologi pengelolaan sumber daya alam. Kolaborasi yang bersifat solidaritas antara peneliti dan industri adalah kunci dalam mengembangkan solusi teknologi hijau. Kami berkomitmen untuk terus memfasilitasi inovasi ini guna mendukung masa depan yang cemerlang di Indonesia.”
Dalam STEAM Expo 2025 yang diadakan di Sampoerna Academy Grand Pakuwon Campus, terdapat beberapa proyek STEAM karya siswa yang menjadi sorotan utama serta sejalan dengan fokus yang diterapkan yakni teknologi hijau dan berkelanjutan. Pertama, ada Zero Hunger: Frankenstein karya Darryl Marshall, I Gede Arjuna, dan Jennifer Natalie dari Grade 8B, orang-orangan sawah yang menggunakan sistem solar dan aktivasi suara untuk menggantikan peran pestisida untuk membasmi serangga dan hama.
Kemudian, ada Terracotta Air Cooler karya Sophia, Sabina, dan Rory dari Grade 4B. Pendingin buatan ini menggunakan tanah liat untuk menyerap panas dari luar, sehingga membuat udara sekitar menjadi lebih sejuk. Terakhir, Aireen Angelie, Alysia Kanaya, Nadifah Azizah, dan Amadeus Isaac dari Grade 6B menciptakan 3-in-1 Tree. Proyek ini memanfaatkan mikroalga untuk menghasilkan oksigen lingkungan sekitar, yang disebut-sebut 10-50 kali lebih efektif daripada pohon. Bahkan, proyek ini bisa digunakan sebagai lampu jalanan sekaligus tempat duduk di taman.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Literasi Digital, Guru SD dan SMP Sidoarjo Dilatih Ciptakan Konten Edukasi Kreatif
- AIPKI Sesalkan Pemberhentian Dekan FK Unair Prof Budi Santoso
- Perjalanan dan Dedikasi Nur Fadilah, Guru Seni dan Ibu Rumah Tangga yang Menginspirasi