Menjelang Porprov Jatim IX, DPRD Soroti Minimnya Sosialisasi dan Harap Dampak Ekonomi Maksimal

Puguh Wiji Pamungkas/ist
Puguh Wiji Pamungkas/ist

Menjelang pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur ke-9 yang akan digelar di Malang Raya pada 28 Juni hingga 5 Juli 2025, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur memberikan sejumlah catatan penting kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Komisi E DPRD Jatim menilai bahwa persiapan teknis dan komunikasi publik masih jauh dari optimal.


Anggota Komisi E DPRD Jatim, Puguh Wiji Pamungkas, mengungkapkan keprihatinannya terhadap minimnya upaya sosialisasi dari pihak penyelenggara. Menurut politisi asal Malang tersebut, Porprov bukan sekadar agenda olahraga rutin, melainkan momentum strategis untuk menjaring bibit atlet muda berbakat yang kelak akan mewakili Jawa Timur di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028.

"Ini adalah event bergengsi. Tidak hanya penting secara olahraga. Namun, informasi tentang pelaksanaan Porprov belum massif disampaikan ke publik lokal. KONI harus lebih progresif melakukan sosialisasi agar masyarakat tahu dan bisa berpartisipasi secara aktif," ujar Puguh, Jumat (11/4/2025).

Selain aspek komunikasi publik, Puguh juga menyoroti besarnya anggaran yang digelontorkan untuk pelaksanaan Porprov IX. Berdasarkan data, Pemprov Jawa Timur telah mengalokasikan dana sebesar Rp20 miliar. Sementara itu, tiga daerah penyelenggara turut memberikan kontribusi signifikan: Kota Malang Rp79 miliar, Kabupaten Malang Rp19 miliar, dan Kota Batu Rp7,5 miliar.

"Jangan sampai anggaran besar ini tidak berbanding lurus dengan keterlibatan masyarakat. Ini uang negara, yang semestinya digunakan untuk kepentingan publik. Maka publik juga berhak tahu dan merasakan dampaknya," tegas politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Puguh berharap, pelaksanaan Porprov IX tidak hanya sukses secara teknis, tetapi juga mampu memberikan dampak ekonomi yang nyata bagi masyarakat. Dengan estimasi lebih dari 19.000 orang yang akan terlibat—termasuk atlet, ofisial, panitia, dan pendukung kontingen—mobilitas tinggi selama penyelenggaraan diharapkan dapat menggerakkan roda perekonomian lokal, khususnya di sektor perhotelan, kuliner, transportasi, dan UMKM.

"Pergerakan manusia dalam jumlah besar ini tentu akan berdampak langsung terhadap perekonomian lokal. Utamanya di venue-venue lomba," pungkasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news