Masyarakat diminta menerapkan pola hidup sehat dalam mencegah terjadinya beberapa penyakit katasfofik, seperti jantung dan kanker yang menjadi beban besar pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
- 17 Daerah Di Jabar Sudah Zona Kuning
- Kasus Aktif Corona Tinggal 68.942 Orang, Jumlah yang Sembuh Bertambah di Atas 9 Ribu
- Ahli Epidemiologi Inggris Anggap Vaksin Yang Tersedia Cukup Efektif Melawan Varian Corona B16172
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan penyakit katasfofik mengalami peningkatan di masyarakat dalam beberpaa waktu belakangan.
"(Peningkatan katasfofik) menyebabkan penderitaan masyarakat, menyebabkan masyarakat jadi tidak produktif karena tidak bisa bekerja harus tinggal di rumah atau di rumah sakit dan juga membebani negara paling besar," kata Budi saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Selasa (25/1).
Dijelaskan Budi, berdasarkan analisis data dari BPJS Kesehatan tahun 2020, tercatat rincian biaya penyakit katasfofik yang harus ditanggung di mana angkanya mencapai triliunan rupiah.
"Dari hasil analisa di BPJS kita lihat bahwa penyakit jantung itu membebani negara Rp 10 triliun; kanker itu Rp 3,5 triliun, stroke Rp 2,5 triliun, dan gagal ginjal Rp 2,3 triliun," jelasnya.
Karena itu, Budi meminta masyarakat menerapkan hidup lebih sehat. Selain untuk mencegah penyakit, pola hidup sehat diharapkan menghindarkan dari tanggungan biaya besar untuk pengobatan
"Kita dorong agar mereka bisa hidup lebih sehat sehingga tidak usah sampai sakit jantung atau sakit cancer dengan stadium lanjut," tuturnya.
"Tindakan-tindakan promotif preventif ini yang ingin kita lakukan. Sekali lagi bukan hanya untuk menghemat tapi juga membuat masyarakat hidupnya jadi lebih nyaman. Jadi tidak perlu dia sakit," demikian Budi.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kasus HIV di Surabaya Didominasi Warga Luar yang Berobat di Kota Pahlawan
- Tambahan Kasus Positif Covid-19 Meledak, Hari Ini Tembus 14 Ribu Orang, Rekor Tertinggi
- Seluruh Direksi KFD Dipecat, Kimia Farma: Kami Tidak Toleransi Tindakan Yang Tidak Sesuai 'Akhlak'