Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI, Muhadjir Effendy bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini meninjau Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Surabaya, Selasa (16/2).
- Penanganan Kemiskinan Ekstrem Banyuwangi Diapresiasi Menko PMK dan Diguyur Insentif Rp 6 Miliar lebih
- Menko PMK Sebut Bangsring Underwater Banyuwangi Contoh Desa Wisata Inovatif
- Menko PMK: Family Value Kunci Mengatasi Persoalan Bangsa
Tinjauan dua pembantu Presiden Jokowi ini untuk melihat langsung proses donor plasma konvalesen serta kendala yang ada untuk segera diatasi.
Berdasarkan hasil tinjauan serta laporan dari PMI Surabaya, memang terjadi kelangkaan terkait ketersediaan kantong plasma di Kota Pahlawan.
Karenanya, ia memastikan segera berkomunikasi dengan instansi terkait.
"Ada masalah kelangkaan kantong, saya berharap nanti segera berkomunikasi dengan Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk pengadaannya bisa lebih baik sehingga tidak terjadi keterlambatan," kata Menko PMK dikutip Kantor Berita RMOLJatim di sela tinjauannya.
Selain itu, ia juga mengakui bahwa ketersediaan alat donor plasma konvalesen juga masih kurang, bahkan belum merata.
Menko PMK menyebut, di awal sebagian besar pendistribusian alat masih menyasar ke kota-kota besar seperti Surabaya dan DKI Jakarta.
"Kalau masalah pendanaan sudah kita atur dari Kemenkes (Kementerian Kesehatan) dan BNPB, hanya memang peralatannya yang masih langka," katanya.
Apalagi, kata dia, seluruh negara saat ini mulai sadar bahwa plasma konvalesen ternyata menjadi faktor pembeda untuk terapi penyembuhan Covid-19.
Terlebih, organisasi kesehatan dunia (WHO) juga telah merekomendasikan metode plasma konvalesen.
"Sehingga sekarang ramai-ramai mencari alat ini," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Rakor Penguatan Ekonomi Desa Bersama Mensos RI, Gubernur Khofifah Pastikan Jatim Siap Jalankan Program Sekolah Rakyat dan DTSEN
- Mensos Beri Arahan Tentang DTSEN ke Ratusan Pilar Sosial se-Madiun Raya
- Mensos Resmikan Lumbung Sosial di Kediri